SuaraKaltim.id - Isu keterlibatan universitas dalam sektor pertambangan kembali mencuat, setelah rencana revisi keempat Undang-Undang Minerba yang memungkinkan perguruan tinggi mendapatkan wilayah izin usaha pertambangan.
Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kalimantan Timur (Kaltim), Mareta Sari, menegaskan bahwa keterlibatan perguruan tinggi dalam bisnis pertambangan dapat merusak peran akademisi sebagai pengawal keadilan lingkungan.
"Seharusnya kampus menjadi tempat untuk membangun argumentasi tandingan terhadap narasi industri tambang yang seringkali hanya menonjolkan keuntungan ekonomi. Jika justru ikut menambang, maka independensi akademik akan dipertanyakan," ujarnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Selasa (11/02/2025).
Selain itu, kebijakan ini juga bisa berdampak pada transparansi pengelolaan dana kampus. Wacana bahwa keterlibatan kampus dalam pertambangan akan menurunkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) perlu dikaji lebih dalam.
Baca Juga: Fokus SDM atau Bisnis? Kritik Pengamat Unmul Soal Usulan Kampus Kelola Tambang
Menurutnya, mahasiswa perlu mengetahui bagaimana dana kampus digunakan dan apakah ada jaminan bahwa keuntungan dari tambang benar-benar akan menurunkan biaya pendidikan.
"Apakah kampus berani buka informasi itu? UKT buat apa? Jangan-jangan malah buat jalan-jalan. Jangan-jangan ada korupsi di dalamnya," tambah Mareta.
Mareta mengingatkan bahwa skema ini bukan hal baru. Di era Orde Baru, setidaknya ada 38 kampus diberikan izin pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) seluas 300 hektare , tetapi program tersebut gagal dan malah menimbulkan masalah lingkungan.
“Harusnya mereka bercermin dari masa sebelumnya. Mengurus hutan saja tidak bisa, apalagi tambang yang seharusnya bisa lebih berdampak buruk. Sebenarnya pengalaman itu guru yang terbaik,” tuturnya.
Selain itu, ia juga menanggapi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) yang menyetujui pengelolaan tambang. Meskipun UMKT menyatakan akan melaksanakan program reboisasi lahan eks tambang, ia mengkritisi bahwa lahan-lahan tersebut seharusnya sudah di reklamasi dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Izin Tambang untuk Kampus? Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim: Ide Menarik, Tapi...
“Kalau mereka mampu reklamasi, harusnya sudah dilakukan sejak lama. Buktinya, sekarang tidak ada lahan-lahan bekas tambang yang direklamasi,” tegasnya.
Saat ini, Kaltim sendiri sudah menjadi provinsi yang merasakan dampak buruk pertambangan. Alih-alih memberi kesejahteraan bagi masyarakat, industri ini justru memicu bencana ekologis, seperti banjir dan rusaknya infrastruktur.
Ia menekankan bahwa kampus masih memiliki banyak opsi dalam mencari sumber pendanaan tanpa harus terlibat dalam industri ekstraktif yang dapat merusak lingkungan.
"Banyak alternatif usaha lain yang bisa dilakukan, seperti mengelola situs penting atau membentuk badan usaha yang tidak ekstraktif. Tidak harus menambang, karena di Kaltim sudah jelas bagaimana tambang merusak dan membangkrutkan ekonomi kita," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Kisah Pilu Dayane: Cari Emas di Itaituba, Berujung Jadi Budak Seks
-
Izin Tambang Emas Anak Usaha Emiten BMRS Diminta Dicabut
-
Rektor Untar Berharap Pemangkasan Anggaran Tak Sentuh Dana Riset dan Pengabdian Masyarakat
-
Palestina Bukan 'Properti' Donald Trump, Turki Kecam Rencana AS di Gaza
-
Bencana Kampus Kelola Tambang: Modalnya Besar, Lemahkan Ruang Intelektualitas dan Kritik
Tag
Terpopuler
- Kini Dipecat Kongres Advokat Indonesia, Nasib Kantor Firdaus Oiwobo Pengacara Razman Mengenaskan
- Kronologi Hotman Paris Diskors 3 Bulan dari Perhimpunan Advokat Indonesia
- Uniknya Lokasi Pernikahan Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon, Baru Satu-satunya di Dunia
- Thom Haye: Saya Merasa Sedih untuk Kevin Diks
- Patrick Kluivert Coret Nathan Tjoe-A-On
Pilihan
-
Pemilik Pagar Laut Bekasi Minta Maaf, Aguan Kapan?
-
Prabowo Subianto Curhat Ada Pihak Ingin Memisahkan, Jokowi: Kami Sudah Lama...
-
Patrick Kluivert Ketiban Berkah Jelang Timnas Indonesia vs Australia
-
IKN Masih Jadi Primadona? Pemerintah Pastikan Promosi Investasi Jalan Terus
-
UMKM Tenggarong Bersiap! Pasar Ramadan 1446 H Digelar di Kawasan Kedaton Kesultanan
Terkini
-
IKN Masih Jadi Primadona? Pemerintah Pastikan Promosi Investasi Jalan Terus
-
UMKM Tenggarong Bersiap! Pasar Ramadan 1446 H Digelar di Kawasan Kedaton Kesultanan
-
UMKT dan Pemprov Kaltim Bersinergi Atasi Stunting dan Krisis Lahan Bekas Tambang
-
Akademisi Sampai Kesal Jawaban Jokowi Saat Ditanya IKN Selalu Menghindar: Seperti Biasa
-
Perguruan Tinggi Dapat Izin Tambang, Ancaman bagi Independensi Akademik?