SuaraKaltim.id - Menjelang bulan suci Ramadan 1446 Hijriah, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Kalimantan Timur (Kaltim) bersama instansi terkait memperketat pemantauan harga kebutuhan pokok. Langkah ini dilakukan guna memastikan ketersediaan barang tetap aman dan mencegah lonjakan harga yang berpotensi memicu inflasi.
Kepala BI Kaltim, Budi Widihartanto, mengungkapkan bahwa tim khusus telah dibentuk untuk memantau harga di berbagai pasar di wilayah Kaltim.
"Sudah ada tim yang kami bentuk bersama dengan pihak terkait, tugasnya antara lain memantau perkembangan harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional maupun pasar modern yang tersebar di Kaltim," ujarnya di Samarinda, Senin (24/02/2025), dikutip dari ANTARA, Rabu (26/02/2025).
Untuk menjaga stabilitas harga, BI Kaltim merujuk pada data harga harian yang dirilis oleh berbagai instansi, termasuk Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kaltim melalui laman hargapangan.laminetam.id.
Pemantauan juga dilakukan melalui Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kaltim serta data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) BI.
"Pemantauan ini dilakukan terus menerus baik secara harian, akumulasi mingguan, hingga rata-rata bulanan agar kami dapat segera merespons jika terjadi kenaikan harga yang tidak wajar," jelas Budi.
Jika ditemukan indikasi kenaikan harga yang signifikan, BI Kaltim akan segera berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim untuk mengambil langkah cepat, seperti menggelar operasi pasar atau menambah pasokan guna menekan inflasi.
Selain itu, strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif) tetap menjadi pendekatan utama dalam pengendalian inflasi.
"TPID Kaltim akan terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam pengendalian inflasi melalui strategi 4K untuk inflasi yang rendah dan stabil, guna mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim lebih tinggi dan berkelanjutan," tegas Budi.
Baca Juga: Gratispol SMA hingga S3 di Kaltim Dimulai, Disdikbud Mulai Data Pelajar dan Mahasiswa
Ketergantungan Kaltim terhadap pasokan dari luar daerah yang mencapai 70 persen menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga stabilitas harga. Oleh karena itu, upaya untuk memastikan distribusi barang yang lancar serta meningkatkan produksi pangan lokal menjadi fokus utama BI Kaltim dan TPID dalam jangka panjang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan Fitur USB OTG, Multifungsi Tak Harus Mahal
-
Bukalapak Merana? Tutup Bisnis E-commerce dan Kini Defisit Rp9,7 Triliun
-
Investasi Kripto Makin Seksi: PPN Aset Kripto Resmi Dihapus Mulai 1 Agustus!
-
9 Negara Siaga Tsunami Pasca Gempa Terbesar Keenam Sepanjang Sejarah
-
Bantah Sengaja Pasang 'Ranjau' untuk Robi Darwis, Ini Dalih Pelatih Kim Sang-sik
Terkini
-
Dukung IKN dari Hulu: PPU Luncurkan Beras Lokal Benuo Taka
-
Sekolah Rakyat Segera Hadir di Kutim, Sasar Anak dari Keluarga Miskin
-
Kapal Rumah Sakit 50 Meter Siap Sambangi Pelosok Kaltim, Ini Tawaran dari Korea Selatan
-
Proyek IKN Jadi Sorotan DPR RI, Bandara VVIP hingga Jalan Inti Masuki Fase Penting
-
DLH Balikpapan: Bakar Sampah Bisa Kena Denda Rp50 Juta atau Kurungan 6 Bulan!