Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 22 April 2025 | 18:34 WIB
Ilustrasi hujan menengah. [Ist]

SuaraKaltim.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Samarinda memperkirakan bahwa sebagian besar wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) berpotensi mengalami hujan dengan intensitas menengah, yakni antara 50-150 milimeter (mm), pada dasarian III 21-30 April 2025.

Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda, Riza Arian Noor, di Samarinda, Selasa (22/04/2025).

Hujan kategori menengah ini memiliki peluang antara 80-90 persen, sehingga semua pihak harap waspada terhadap dampaknya, seperti banjir, sungai meluap, jalan licin, dan tanah longsor,” ujarnya, disadur dari ANTARA, di hari yang sama.

Selain banjir dan tanah longsor, ia menambahkan, masyarakat juga diminta untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya pohon tumbang, karena hujan yang turun berpotensi disertai petir dan angin kencang.

Baca Juga: Waspada DBD! Kaltim Catat 1.375 Kasus Sejak Awal Tahun

“Secara umum wilayah Kaltim diprakirakan hujan pada kategori menengah dengan peluang berkisar antara 80-90 persen, kecuali sebagian Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu yang diperkirakan akan mengalami hujan kategori tinggi antara 150 - 300 mm dengan peluang hujan mencapai 60 persen,” jelasnya.

Untuk prakiraan deterministik curah hujan pada dasarian III April, wilayah Kaltim secara keseluruhan diprediksi akan mengalami curah hujan kategori menengah, yaitu antara 75 - 150 mm.

Namun, di beberapa area kecil di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) bagian utara dan Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) bagian selatan, diperkirakan akan terjadi hujan kategori tinggi antara 150 - 300 mm.

Sedangkan berdasarkan prakiraan deterministik sifat hujan untuk dasarian III April, wilayah Kaltim umumnya diperkirakan akan memiliki sifat hujan dalam kategori normal antara 85-115 persen, dengan beberapa daerah diprediksi memiliki sifat hujan di atas normal, yakni antara 116-150 persen.

“Kecuali, di sebagian wilayah Kalimantan Timur bagian utara, daerah ini diprediksi memiliki sifat hujan di atas normal antara 116 - 150 persen,” tambah Riza.

Baca Juga: 650 Warga Kaltim Terdampak Dugaan BBM Tercemar, Pemprov Turun Tangan

Sementara itu, berdasarkan pemantauan hari tanpa hujan pada dasarian II April, Riza mengatakan, Provinsi Kaltim tidak hanya mengalami hujan, namun juga terdapat kawasan yang mengalami hari tanpa hujan.

"Wilayah Kaltim yang mengalami hari tanpa hujan berada dalam kriteria sangat pendek antara 1-5 hari. Wilayah dengan durasi hari tanpa hujan terpanjang terdapat di Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, yang tercatat dengan durasi mencapai lima hari," terangnya.

Ilustrasi pasang laut di pesisir. [Ist]

Kewaspadaan Diperlukan: Pasang Laut Kaltim Berpotensi Capai 2,9 Meter di April 

BMKG Stasiun Balikpapan mengungkapkan bahwa wilayah pesisir Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berpotensi mengalami pasang laut setinggi 2,9 meter pada periode 21-30 April.

Oleh karena itu, warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang mungkin terjadi.

Hal itu disampaikan Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Diyan Novrida di Balikpapan, Minggu (20/04/2025) kemarin.

"Dampak yang ditimbulkan dari pasang laut antara lain banjir rob, aktivitas ekonomi warga terganggu, bahkan bisa membahayakan anak-anak yang bermain di pantai, sehingga orang tua diimbau waspada," kata Diyan dikutip dari ANTARA, di hari yang sama.

Diyan merinci bahwa di kawasan pesisir Kaltim, terutama perairan Balikpapan, diperkirakan akan terjadi pasang laut setinggi 2,9 meter pada 29 dan 30 April, pada pukul 07.00 dan 08.00 Wita.

Sementara itu, surut terendah diperkirakan mencapai 0,1 meter pada 28 April sekitar pukul 24.00 Wita.

Beberapa wilayah di sekitar perairan Balikpapan yang terpengaruh langsung oleh pasang surut laut Balikpapan antara lain Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan sekitarnya, Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dan Kabupaten Paser.

Di kawasan pesisir tersebut, terdapat banyak tambak yang masih aktif.

Dengan adanya pasang laut, dikhawatirkan usaha budidaya seperti udang, ikan, dan kepiting yang ada di tambak bisa terganggu atau bahkan hilang karena terpengaruh arus laut.

Pasang laut juga dapat mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan, kegiatan sosial di kawasan pesisir, serta berpotensi menyebabkan air laut masuk ke pemukiman warga yang berdekatan dengan pantai. Apalagi, jika terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, air hujan yang seharusnya mengalir ke laut bisa tertahan, yang akhirnya menyebabkan banjir.

Selain itu, peringatan dini juga dikeluarkan untuk warga di kawasan pesisir lainnya, seperti di muara Sungai Mahakam (Pulau Nubi) dan sekitarnya. Pasang tertinggi di kawasan ini diperkirakan akan terjadi pada 29 dan 30 April dengan ketinggian mencapai 2,9 meter pada pukul 07.00 Wita, sementara surut terendah diprediksi akan terjadi pada 28 dan 29 April pukul 01.00 Wita dengan ketinggian 0,2 meter.

"Begitu pula di Muara Sungai Berau, pasang laut diperkirakan akan terjadi selama tiga hari, dari 28 hingga 30 April, dengan ketinggian mencapai 2,9 meter pada pukul 08.00 dan 09.00 Wita. Sementara itu, surut terendah diperkirakan terjadi pada 27 hingga 29 April pada pukul 14.00 dan 15.00 Wita dengan ketinggian 0,1 meter," ujar Diyan.

Load More