SuaraKaltim.id - Tugu baru dengan desain unik di Kota Samarinda, kembali menarik perhatian publik.
Tugu berbentuk siluet ikan Pesut yang berdiri di bundaran Lembuswana ini sebelumnya sempat mencuri perhatian karena desainnya yang tidak biasa serta biaya pembangunannya yang disebut mencapai sekitar Rp 1,1 miliar.
Belakangan, perbincangan soal tugu ini kembali mencuat di media sosial. Pasalnya, Tugu Pesut tersebut dibandingkan dengan Tugu Biawak yang terletak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo.
Tugu Biawak viral karena bentuknya yang dianggap sangat mirip dengan aslinya dan hanya menghabiskan dana sekitar Rp 50 juta.
Menanggapi perbandingan tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, memberikan pandangannya.
Ia menyebut bahwa membandingkan dua tugu dari daerah yang berbeda secara langsung tidaklah tepat. Hal itu ia sampaikan saat ditemui di Gedung DPRD Samarinda, Selasa (22/04/2025) kemarin.
"Berbicara soal tugu di dua tempat yang berbeda tidak bisa dijadikan perbandingan, apalagi dari segi bentuk,” ujarnya, disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Rabu (23/04/2025).
Deni menjelaskan bahwa Tugu Biawak memang meniru bentuk hewan aslinya, sementara Tugu Pesut Samarinda mengusung pendekatan yang berbeda.
Konsep yang dipilih adalah siluet, yakni menonjolkan garis besar bentuk tanpa menggambarkan wujud nyata, sekaligus menekankan nilai seni modern.
Baca Juga: Cuma Janji, Gaji Tak Dibayar, Karyawan RSHD Samarinda Mengadu ke Disnaker
"Bentuk siluet ini menunjukkan kemajuan seni kontemporer yang juga banyak diterapkan di kota-kota besar, bahkan di luar negeri seperti Singapura. Nilai artistik tidak bisa diukur hanya dari bentuk atau biaya,” jelasnya.
Ia juga menilai bahwa membandingkan tugu dengan nilai anggaran sangat berbeda tidaklah seimbang, karena tiap tugu memiliki bahan, pendekatan seni, dan pesan yang hendak disampaikan masing-masing.
"Nilai seni itu tidak ada batasan, dan justru itu yang menjadi poin penting,” tambahnya.
Lebih lanjut, Deni mengatakan bahwa Tugu Pesut bukan hanya sebuah instalasi seni, tetapi juga simbol perkembangan Kota Samarinda dan perwujudan dari gaya artistik yang berbeda dengan patung Pesut yang sebelumnya berada di kawasan Tepian Mahakam.
"Jadi kembali lagi, segala sesuatu yang dilakukan pemerintah kota pastinya sesuai dengan perencanaan dan tanggung jawabnya,” pungkasnya.
Mengenal Tugu Pesut Mahakam Samarinda
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
Terkini
-
Minim Transparansi, Warga Samarinda Kecewa Proses Ganti Rugi Proyek Terowongan
-
KUR Serap 11 Juta Tenaga Kerja, UMKM Jadi Motor Perekonomian Nasional
-
Ekspor Sawit ke Eropa Masih Aman Asal Petani Ikut Patuhi EUDR
-
Medan Perang Generasi Z Bukan Lagi di Dunia Nyata, tapi di Dunia Digital
-
Mengulang Era Soeharto? DPR Wacanakan Bulog Langsung di Bawah Presiden