Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 10 Juni 2025 | 19:11 WIB
Ilustrasi program MBG. [Ist]

SuaraKaltim.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalimantan Timur (Kaltim) terus mengukuhkan komitmennya terhadap pemenuhan gizi pelajar dengan memperluas jangkauan dan menambah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Hari ini, Selasa, 10 Juni 2025, menandai hari kedua uji coba sekaligus distribusi perdana secara menyeluruh ke 5.770 pelajar di Samarinda dan Kutai Kartanegara (Kukar).

Kepala Regional Kaltim Badan Gizi Nasional, Binti Maulina Putri, menjelaskan bahwa kini total ada tujuh SPPG di Kaltim, bertambah dari sebelumnya hanya empat unit.

Penambahan ini meliputi SPPG Samarinda Seberang, SPPG Loa Janan Ilir, dan SPPG Kerta Buana Tenggarong Seberang di Kukar.

Baca Juga: MBG vs Pendidikan? Rektor Unmul: Program Bagus, Tapi Harus Seimbang!

Binti optimis dengan jalannya program.

"Sejauh ini, untuk pelaksanaan MBG, alhamdulillah berjalan lancar di dua kota. Baik di Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar),” ucapnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, di hari yang sama.

Respons positif datang dari pihak sekolah. Kepala SMK Negeri 8 Samarinda, Sri Hartono, mengungkapkan kebahagiannya.

"Secara umum tanggapan saya senang, artinya melalui program ini sekolah kami, anak-anak kami dapat menikmati langsung dampaknya,” kata Hartono.

Ia juga berharap program ini menjadi pemicu semangat belajar siswa.

Baca Juga: Program MBG di PPU: Rp 220 Miliar Digelontorkan untuk Kawasan IKN

"Harapannya semoga bisa menjadi motivasi plus. Tidak cuma datang tapi mereka itu sekarang bisa lebih semangat dengan kehadiran program MBG,” imbuhnya.

Meskipun menargetkan ribuan siswa, Binti mengakui adanya penyesuaian operasional, terutama di masa transisi menjelang liburan sekolah.

"Nah, jadi karena memang ini sudah masuk fase peralihan yang mau ke libur sekolah jadi jumlahnya memang belum optimal.

Satu dapur itu biasanya melayani 3 sampai 4 ribu (porsi). Nah, saat ini masih kurang dari 3 ribu porsi,” paparnya.

Namun, Binti memastikan bahwa program MBG akan terus berlanjut hingga tahun ajaran baru.

Menu yang disajikan bervariasi dalam siklus lima hari, mencakup makanan pokok, protein hewani dan nabati, sayur, serta buah.

Nominal anggaran per porsi juga disesuaikan jenjang pendidikan, yaitu Rp15 ribu untuk siswa SD kelas 4 hingga SMA/SMK, dan Rp 13 ribu untuk PAUD hingga SD kelas 3.

Balikpapan Siapkan 3 Lokasi Strategis untuk Dapur Makan Bergizi Gratis

Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menunjukkan komitmennya mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menyiapkan tiga lokasi lahan di berbagai kecamatan.

Lahan ini akan digunakan untuk pembangunan unit pelayanan gizi nasional tahap pertama, menandai langkah awal perluasan program yang bertujuan memenuhi kebutuhan gizi pelajar.

Asisten I Sekretariat Daerah Kota Balikpapan, Zulkipli, menjelaskan bahwa tiga lokasi yang telah disiapkan berada di Kecamatan Balikpapan Timur di Kelurahan Manggar Baru, dan Pantai Asri; Balikpapan Utara di Kilometer 7, dan Balikpapan Barat di kawasan industri tahu tempe, Somber.

"Tiga lokasi yang kami siapkan berada di Kecamatan Balikpapan Timur, Balikpapan Utara, dan Balikpapan Barat. Semuanya merupakan lahan milik pemerintah daerah yang akan digunakan melalui skema pinjam pakai," kata Zulkipli di Balikpapan, disadur dari ANTARA, Selasa, 10 Juni 2025.

Ia menambahkan bahwa penyediaan lahan ini adalah wujud dukungan pemda terhadap program MBG yang akan dioperasikan oleh pelaksana pusat.

Pemerintah daerah hanya menyediakan lahan, sementara pembangunan dapur dan pengelolaannya menjadi tanggung jawab pihak pelaksana.

Dapur MBG, dengan ukuran 25x40 meter per unit, direncanakan mulai dibangun dalam waktu dekat.

Saat ini, Pemkot Balikpapan sedang memproses kelengkapan administrasi skema pinjam pakai lahan, dengan harapan seluruh dokumen perizinan selesai paling lambat minggu ketiga Juni.

Kriteria lokasi juga sangat diperhatikan, seperti area yang steril dari peternakan atau TPA, serta mudah diakses oleh kendaraan pengangkut makanan.

"Lokasi harus memenuhi syarat seperti tidak berdekatan dengan peternakan atau TPA, dan harus mudah diakses kendaraan pengangkut makanan,” ujar Zulkipli.

Pembangunan fisik dan desain dapur sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelaksana MBG.

"Pemerintah kota hanya memastikan bahwa lahan yang disediakan layak dan sesuai standar sanitasi serta logistik," ungkapnya.

Yang menarik, Zulkipli juga mengungkapkan usulan dari Dinas Pendidikan Kota Balikpapan untuk melibatkan pedagang kantin sekolah dalam pelaksanaan program MBG.

“Prinsipnya, jangan sampai keberadaan dapur MBG mematikan penghasilan pedagang kantin. Maka kami mengusulkan agar mereka bisa dilibatkan, misalnya sebagai tenaga penyedia makanan atau karyawan,” jelasnya.

Saat ini, program MBG di Balikpapan baru berjalan di tujuh sekolah di Balikpapan Selatan dengan 3.335 penerima manfaat.

Dengan estimasi 300.000 siswa di Balikpapan, dibutuhkan setidaknya 30 unit dapur MBG, karena setiap dapur dirancang untuk melayani sekitar 3.000 siswa.

"Kami berharap pembangunan bisa berjalan cepat agar manfaatnya segera dirasakan oleh para siswa," pungkas Zulkipli.

Load More