Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Minggu, 29 Juni 2025 | 14:08 WIB
Ilustrasi magang ke Jepang. [Ist]

SuaraKaltim.id - Di tengah tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif, peluang magang ke Jepang yang disediakan oleh pemerintah ternyata belum dimanfaatkan secara maksimal oleh generasi muda Kalimantan Timur (Kaltim).

Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menyayangkan minimnya partisipasi lulusan SMA/SMK dalam program pemagangan luar negeri yang digagas pemerintah.

"Minat pemuda Kaltim dalam program magang ke Jepang masih tergolong rendah, dengan hanya sekitar 40 peserta per tahun. Hal ini menjadi perhatian serius," katanya di Samarinda, Sabtu.

Padahal, program yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Kaltim bekerja sama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda ini menawarkan pengalaman kerja bertaraf internasional, sekaligus menjadi jalan keluar dari persoalan pengangguran dan kemiskinan di daerah.

Baca Juga: Gratispol Buka Jalan Kuliah, Unmul Kebanjiran Peminat Baru

"Mudah-mudahan minat para siswa SMA/SMK yang sudah lulus bertambah untuk magang di luar negeri," ujar Seno Aji.

Menurutnya, program ini sangat strategis dalam upaya menekan angka pengangguran di Kaltim, yang masih berkorelasi dengan tingkat kemiskinan.

"Tingkat kemiskinan kita saat ini 5,11 persen, dan biasanya tingkat kemiskinan ini juga selaras dengan tingkat pengangguran di Kaltim yang tinggi," jelasnya.

Program magang ke Jepang merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI dan International Manpower Development Organization Japan (IM Japan), dengan tujuan utama membekali peserta dengan pengalaman kerja nyata serta memperluas peluang karier global.

"Ini tentu dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak Kaltim," pungkas Seno, seraya berharap bahwa program sejenis juga dapat dikembangkan ke negara lain seperti Korea Selatan dan Australia.

Baca Juga: Rekomendasi Tablet Murah Rasa Premium! 4 Pilihan Terbaik untuk Kerja, Gaming, dan Nonton Film

Dari sisi teknis, program ini menerapkan proses seleksi yang cukup ketat. Kepala BPVP Samarinda, Eka Cahyana Adi, menjelaskan bahwa pelatihan bahasa Jepang menjadi tahapan awal yang wajib diikuti peserta.

"Setelah dilatih di kami, mereka akan dilatih di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bekasi selama tiga bulan, jadi kurang lebih enam bulanan persiapannya," jelas Eka.

Dalam pembukaan pelatihan bahasa Jepang yang digelar baru-baru ini, tercatat sebanyak 267 lulusan SMA/SMK dari berbagai wilayah di Kaltim turut ambil bagian.

Dari jumlah tersebut, 170 peserta mengikuti pelatihan secara luring, sementara 97 peserta lainnya bergabung secara daring.

Umrah Gratis untuk Marbot, Wujud Terima Kasih Pemprov Kaltim kepada Penjaga Masjid

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerinta Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim), Sri Wahyuni memaparkan soal syarat ketentuan bagi pemerima program umrah dan perjalanan religi gratis bagi marbot atau penjaga rumah ibadah dari pemerintah provinisi.

Dirinya menekankan bahwa marbot harus memiliki legalitas yang resmi untuk menerima program tersebut.

Program umrah dan perjalanan religi gratis ini merupakan salah satu program prioritas dari Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim Rudy Mas'ud-Seno Aji.

"Jadi sebagai marbot itu harus ada legalitasnya, karena memang ditetapkan secara resmi oleh pengurus-pengurus masjid dan juga oleh Kementerian Agama," jelasnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 26 Juni 2025.

Adapun syarat ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi, berkaitan dengan pemerima program umrah dan perjalalan religi gratis bagi marbot atau penjaga rumah ibadah.

"Pertama, harus merupakan warga Kaltim. Kedua, memiliki hubungan yang jelas dengan komunitas, bukan hanya sekadar identitas (KTP) saja. Ketiga, mereka harus sudah bekerja minimal dua tahun sebagai marbot atau penjaga rumah ibadah," tuturnya.

Pemprov Kaltim juga akan melakukan pengawasan di lapangan, khususnya bagi marbot yang terpilih dalam program ini.

Mulai dari persiapan, masuk dalam daftar travel, keberangkatan, hingga nantinya kembali ke Kalimantan Timur usai menunaikan program tersebut.

Selain itu, anggaran untuk penerima umrah gratis ini akan disalurkan melalui rekening masing-masing marbot. Total anggaran per tahun dalam program ini senilai Rp 32 Miliar.

"Jumlahnya tahun ini sekitar 800–900 orang. Jumlah ini bisa bertambah tahun depan, karena bisa saja muncul masjid baru atau marbot baru yang sudah bekerja dua tahun dan belum terdata," sebutnya.

Program ini akan secara bertahap dijalankan per kabupaten/kota.

Targetnya, pemerintah provinsi Kaltim sudah bisa memberangkatkan ratusan marbot pada Agustus nanti.

Load More