Denada S Putri
Sabtu, 02 Agustus 2025 | 23:11 WIB
Ilustrasi UMKM Kaltim. [Ist]
Baca 10 detik
  • Pemprov Kaltim menegaskan strategi transformasi ekonomi dengan memperkuat sektor nonmigas—terutama UMKM—untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara yang selama ini mendominasi PDRB.
  • Gubernur Rudy Mas’ud menyoroti potensi besar komoditas perikanan, perkebunan, dan hayati, serta mendorong akses logistik langsung ke pasar ekspor agar daya saing UMKM meningkat.
  • BPS mencatat penurunan signifikan jumlah penduduk miskin di Kaltim dalam tiga tahun terakhir, baik di kota maupun desa, dengan garis kemiskinan 2025 sebesar Rp 866 ribu per kapita per bulan.

Komoditas seperti kakao dari Kutai Timur (Kutim) juga terus dikembangkan sebagai produk bernilai tambah.

Dengan berdirinya Export Center Balikpapan, Pemprov berharap pelaku UMKM tidak hanya mendapat pelatihan teknis dan pendampingan, tetapi juga dibantu menjangkau jejaring dagang global.

“Transformasi ekonomi harus berbasis nilai tambah, inklusif, dan berkelanjutan. UMKM adalah pemain kuncinya,” tutur Rudy.

BPS: Garis Kemiskinan Kaltim Capai Rp 866 Ribu per Kapita

Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus menunjukkan tren positif dalam pengentasan kemiskinan.

Dalam dua tahun terakhir, angka penduduk miskin mengalami penurunan signifikan, seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi dan bertambahnya lapangan kerja di wilayah ini.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Sabtu, 2 Agustus 2025.

"Pada September 2022 jumlah penduduk miskin Kaltim sebanyak 242.300 jiwa atau mencapai 6,44 persen. Namun pada Maret 2023 turun menjadi 231.070 jiwa atau turun menjadi 6,11 persen," kata Yusniar disadur dari ANTARA, di hari yang sama.

Perbaikan berlanjut hingga Maret 2025. Jumlah penduduk miskin terus berkurang menjadi 221.340 jiwa (5,78 persen) pada Maret 2024, lalu kembali turun menjadi 211.880 orang (5,51 persen) pada September 2024.

Baca Juga: 140 Titik Panas Sehari, Kaltim Siaga Karhutla

Terbaru, pada Maret 2025, angka tersebut menyusut lagi menjadi 199.710 jiwa atau hanya 5,17 persen.

Data BPS juga mencatat penurunan terjadi baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan.

Di kota, tingkat kemiskinan turun dari 4,41 persen pada September 2024 menjadi 4,16 persen pada Maret 2025.

Di desa, angkanya menyusut dari 8 persen menjadi 7,48 persen pada periode yang sama.

"Dibandingkan dengan September 2024, maka jumlah penduduk miskin Kaltim pada Maret 2025 di perkotaan turun sebanyak 6.100 orang, dari 118.190 orang pada September 2024 menjadi 112.040 orang pada Maret 2025," kata Yusniar.

"Pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin di wilayah perdesaan menurun sebanyak 6.100 orang, yakni dari 93.690 orang pada September 2024 menjadi 87.630 orang pada Maret 2025," tambahnya.

Load More