-
Kaltim mencatat transaksi non-tunai tertinggi di Kalimantan, dengan nilai QRIS mencapai Rp5,92 triliun atau 55 persen dari total transaksi digital kawasan.
-
Pertumbuhan ekonomi Kaltim didorong pesatnya penggunaan sistem pembayaran digital, terutama di sektor ritel yang semakin mengandalkan transaksi non-tunai.
-
Sinergi antara BI, OJK, perbankan, dan pelaku sistem pembayaran dinilai menjadi kunci keberhasilan Kaltim dalam memperluas ekosistem transaksi digital yang terus tumbuh di atas 100 persen setiap tahun.
SuaraKaltim.id - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kini menempati posisi terdepan dalam penggunaan transaksi non-tunai di Pulau Kalimantan.
Perkembangan pesat sistem pembayaran digital menjadi salah satu pendorong utama aktivitas ekonomi di daerah tersebut, terutama di sektor ritel.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto, mengungkapkan bahwa lebih dari separuh transaksi digital di Kalimantan terjadi di Kaltim.
Hal itu disampaikan Budi saat berada di Samarinda, Jumat, 31 Oktober 2025.
“Pertumbuhan ekonomi kita kemarin adalah tingginya transaksi digital. Ini membantu percepatan transaksi di sektor ritel,” ungkap Budi disadur dari ANTARA, Sabtu, 1 November 2025.
Berdasarkan data BI, hingga pertengahan 2025, nilai transaksi melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di Kaltim telah mencapai Rp 5,92 triliun—setara 55 persen dari total transaksi digital di seluruh Kalimantan.
“Bisa dibayangkan, 45 persen sisanya itu baru tersebar di wilayah Kalimantan lainnya. Jadi kita ini termasuk yang paling tinggi untuk transaksi non-tunai,” ujarnya.
Menurut Budi, keberhasilan tersebut tak lepas dari kerja sama yang solid antara BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan, dan para pelaku sistem pembayaran yang aktif memperluas penggunaan instrumen digital.
“Alhamdulillah, kerja sama antara BI, OJK, dan teman-teman dari perbankan maupun pelaku sistem pembayaran sangat baik dan kompak. Kita bisa lihat bersama, baik dari sisi pengguna maupun merchant, sekarang sudah terbiasa menggunakan QRIS dan Electronic Data Capture (EDC),” jelasnya.
Baca Juga: Rp 16,8 Miliar Disiapkan Pemprov Kaltim untuk Pemerataan Tenaga Dokter Spesialis di IGD
Ia menambahkan, tren pembayaran digital di “Bumi Etam” terus menunjukkan lonjakan signifikan setiap tahunnya.
“Pembayaran non-tunai terus kita kembangkan di Bumi Etam. Alhamdulillah, perkembangannya terus di atas 100 persen, bahkan sempat mencapai 300 persen,” ujarnya.
Dengan pertumbuhan tersebut, Kaltim tidak hanya menjadi pusat aktivitas ekonomi berbasis digital di Kalimantan, tetapi juga mencerminkan kesiapan daerah menghadapi transformasi keuangan yang lebih inklusif dan efisien.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Megawati: Penjajahan Kini Hadir Lewat Algoritma dan Data
-
Budi Arie: Projo Berubah, tapi Tetap Setia pada Negeri dan Rakyat
-
Kaltim Pimpin Transaksi Digital di Kalimantan, Nilai QRIS Tembus Rp 5,9 Triliun
-
IKN Masuki Babak Baru: 20 Ribu Pekerja Disiapkan untuk Percepatan Pembangunan
-
Aksi Nekat Warga Gali Aspal Demi Kabel, Jalan Abdurrasyid Samarinda Amblas