-
Dinas Kesehatan Kaltim memastikan belum ada lonjakan kasus influenza tipe A hingga akhir Oktober 2025, meski secara nasional kasus naik 38 persen dengan DKI Jakarta sebagai daerah paling terdampak.
-
Perbedaan lingkungan, kepadatan, dan perilaku masyarakat disebut menjadi faktor yang membuat penyebaran flu tipe A di Kaltim tidak seintens di wilayah lain.
Dinkes Kaltim memperkuat Sistem Kewaspadaan Dini dan Responsif (SKDR) serta pemantauan berbasis PCR untuk mendeteksi perubahan pola kasus penyakit menular secara cepat.
SuaraKaltim.id - Meningkatnya kasus influenza tipe A di sejumlah wilayah Indonesia menjadi perhatian serius sektor kesehatan nasional.
Namun, di Kalimantan Timur (Kaltim), situasi masih berada dalam kendali. Dinas Kesehatan (Dinkes) memastikan belum ada tanda-tanda peningkatan kasus flu tipe A hingga akhir Oktober 2025.
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, menegaskan, sejauh ini belum ditemukan adanya lonjakan kasus yang mengindikasikan penyebaran virus influenza tipe A di wilayahnya.
Hal itu ia sampaikan saat dikonfirmasi di Samarinda, Jumat, 31 Oktober 2025.
“Belum ada,” ujarnya disadur dari kaltimetam.id--Jaringan Suara.com, Sabtu, 1 November 2025.
Sementara itu, secara nasional, Kementerian Kesehatan RI melaporkan adanya peningkatan kasus influenza hingga 38 persen pada awal Oktober 2025, dengan DKI Jakarta menjadi salah satu daerah yang paling terdampak.
Menurut Jaya, kondisi di Kaltim berbeda karena berbagai faktor lingkungan dan sosial yang memengaruhi penyebaran penyakit.
“Ketika satu wilayah Indonesia mengalami peningkatan prevalensi influenza, seperti di Jakarta, memang mobilitasnya terhubung dengan provinsi lain termasuk Kalimantan Timur. Tetapi tidak menjadikan bahwa Jakarta flu A, B, C kemudian di kita juga sama gitu ya. Mungkin ada tapi peningkatan kasusnya tidak seperti di Jakarta,” jelasnya.
Ia menambahkan, perbedaan tingkat paparan, kepadatan penduduk, serta perilaku hidup masyarakat menjadi pembeda antara daerah satu dengan yang lain.
Baca Juga: Bapenda Kaltim Bidik Rp 13 Miliar dari Pajak Air Permukaan, 332 Perusahaan Jadi Wajib Pajak
Karena itu, meski belum ditemukan peningkatan kasus, kewaspadaan tetap harus dijaga.
Jaya juga mengingatkan, pengalaman serupa pernah terjadi saat kasus flu burung — yang termasuk kategori influenza tipe A — muncul di beberapa daerah.
Namun, hasil pemeriksaan saat itu menunjukkan virus tersebut tidak menular ke manusia.
“Kondisi seperti itu menunjukkan bahwa transmisi virus tidak selalu terjadi lintas spesies maupun lintas wilayah. Tetapi kita tetap harus siap,” ujarnya.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, Dinkes Kaltim memperkuat Sistem Kewaspadaan Dini dan Responsif (SKDR), yang memantau data penyakit menular setiap 24 jam.
Sistem ini memungkinkan tenaga kesehatan mendeteksi perubahan pola kasus dengan cepat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Kaltim Pimpin Transaksi Digital di Kalimantan, Nilai QRIS Tembus Rp 5,9 Triliun
-
IKN Masuki Babak Baru: 20 Ribu Pekerja Disiapkan untuk Percepatan Pembangunan
-
Aksi Nekat Warga Gali Aspal Demi Kabel, Jalan Abdurrasyid Samarinda Amblas
-
Dari Kutai untuk Nusantara: Unmul Dorong Lai Durian Jadi Buah Khas Kalimantan Timur
-
Pemkab Paser Ngebut Realisasi Program Bergizi Gratis, Sejalan dengan Misi Besar IKN