-
BMKG Samarinda mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Kaltim pada 1–10 November 2025, dengan potensi hujan sedang hingga tinggi disertai angin kencang dan petir.
-
Wilayah Kutai Barat bagian utara berisiko mengalami curah hujan tertinggi mencapai 150–300 mm, sehingga daerah rawan banjir dan longsor diminta meningkatkan kewaspadaan.
-
BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah terus memantau perkembangan cuaca serta menyiapkan langkah mitigasi bencana hidrometeorologi sejak dini.
SuaraKaltim.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi APT Pranoto Samarinda mengingatkan masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem pada 10 hari pertama November 2025.
Hujan intensitas sedang hingga tinggi diperkirakan melanda sebagian besar wilayah, disertai kemungkinan angin kencang dan petir.
Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto BMKG Samarinda, Riza Arian Noor, di Samarinda, Sabtu, 1 November 2025.
“Peringatan dini kami sampaikan karena hujan dapat menyebabkan banjir, sungai meluap, jalan licin, tanah longsor, hingga kemungkinan pohon tumbang karena hujan berpotensi disertai angin kencang dan petir,” ujar Riza, disadur dari ANTARA, Minggu, 2 November 2025.
BMKG mencatat, pada periode Dasarian I (1–10 November 2025), sebagian besar wilayah Kaltim diprakirakan mengalami curah hujan kategori menengah antara 50–150 milimeter (mm) dengan peluang hujan lebih dari 70 persen.
Namun, wilayah Kutai Barat bagian utara berpotensi mengalami curah hujan kategori tinggi mencapai 150–300 mm dengan peluang antara 50–60 persen.
Riza menjelaskan, kondisi ini membuat daerah-daerah yang rawan bencana hidrometeorologi perlu menyiapkan langkah mitigasi sejak dini, terutama menghadapi risiko banjir dan longsor di kawasan berbukit.
Selain itu, hasil pemantauan Hari Tanpa Hujan (HTH) pada periode 21–31 Oktober 2025 menunjukkan sebagian besar wilayah Kaltim masih diguyur hujan, meski beberapa daerah mengalami jeda singkat tanpa hujan.
“Seluruh wilayah Kaltim yang mengalami HTH berada dalam kriteria sangat pendek antara 1–5 hari. Wilayah dengan durasi hari tanpa hujan terpanjang terdapat di Kabupaten Kutai Timur, yakni di Kecamatan Karangan, dengan durasi hari tanpa hujan selama 4 hari,” ujar Riza.
Baca Juga: Siaga Sehari Semalam, Dokter Spesialis di Kaltim Kantongi Insentif Rp 25 Juta per Bulan
BMKG menekankan agar masyarakat dan pemerintah daerah terus memperbarui informasi cuaca serta mengantisipasi potensi bencana, terutama di wilayah yang kerap menjadi langganan banjir saat curah hujan meningkat.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
Mobil Kecil Boleh Melintas di Jalan Tol IKN saat Nataru, Berikut Ini Jadwalnya
-
Penerapan MBG Berdampak Positif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
-
Roda Perekonomian UMKM dan Warga Berputar Berkat Program MBG
-
Ribuan Paket MBG Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumbar
-
Malam Tahun Baru di Balikpapan Lebih Berwarna dengan Pesta 4 Zone Studio