Denada S Putri
Rabu, 05 November 2025 | 19:30 WIB
Ilustrasi sawah, ilustrasi padi [Kementan]
Baca 10 detik
  • Produksi padi Kaltim diperkirakan meningkat pada 2025 seiring bertambahnya luas panen menjadi sekitar 66.660 hektare, naik 5,74 persen dari tahun sebelumnya.

  • Kenaikan luas panen mendorong peningkatan produksi gabah dan beras, dengan produksi beras tahun depan diproyyeksikan mencapai 158.560 ton atau naik sekitar 9,19 persen dibanding 2024.

  • Sentra produksi terbesar berada di Kukar, Paser, dan PPU, sementara Berau mengalami penurunan paling signifikan; perubahan pola musim tanam membuat puncak panen bergeser ke Maret 2025.

SuaraKaltim.id - Kalimantan Timur (Kaltim) diperkirakan mencatat peningkatan produksi padi pada 2025, yang menjadi sinyal positif bagi upaya memperkuat ketersediaan pangan daerah di tengah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim memproyeksikan kenaikan produksi padi ini seiring meluasnya area panen di sejumlah sentra pertanian.

Hal itu disampaikan Kepala BPS Provinsi Kaltim, Yusniar Juliana, di Samarinda, Rabu, 5 November 2025.

“Luas panen padi pada 2025 diperkirakan sekitar 66.660 hektare (ha), mengalami kenaikan sebanyak 3.620 ha atau sebesar 5,74 persen dibandingkan luas panen padi 2024 yang seluas 63.040 ha,” ujarnya, disadur dari ANTARA, di hari yang sama. 

Dengan adanya penambahan luas lahan panen, produksi gabah kering panen (GKP) pada 2025 diproyeksikan naik menjadi 314.530 ton, atau bertambah 26.490 ton dibanding tahun 2024.

Sementara produksi gabah kering giling (GKG) juga meningkat menjadi 272.590 ton.

Jika dikonversikan menjadi beras konsumsi, maka produksi beras tahun depan diperkirakan mencapai 158.560 ton.

“Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi penduduk, maka produksi beras pada 2025 diperkirakan sebanyak 158.560 ton, mengalami kenaikan sebanyak 13.350 ton beras atau naik 9,19 persen dibandingkan produksi pada 2024 yang sebanyak 145.210 ton beras,” katanya.

Perubahan pola musim tanam turut memengaruhi waktu puncak panen.

Baca Juga: DPR Dukung Pemerataan Jalan di Kaltim, Dorong Akses Mudah Menuju IKN

Pada 2025, puncaknya diperkirakan terjadi pada Maret, berbeda dari tahun sebelumnya yang jatuh pada September.

Hingga bulan September 2025, realisasi panen telah mencapai 59.670 hektare, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Sedangkan berdasarkan pengamatan fase tumbuh padi hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) September 2025, potensi produksi padi sepanjang Oktober–Desember 2025 sebanyak 33.840 ton GKP,” lanjut Yusniar.

Adapun daerah penyumbang produksi terbesar masih didominasi oleh Kutai Kartanegara (Kukar), Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU), sementara wilayah dengan produksi terendah berada di Bontang, Balikpapan, dan Mahakam Ulu.

Di sisi lain, Berau menjadi daerah yang mengalami penurunan produksi paling signifikan.

Tren kenaikan produksi ini dinilai menjadi momentum penting bagi Kaltim untuk memperkuat kemandirian pangan, terlebih di tengah transformasi ekonomi yang terus berjalan, termasuk dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN).

Load More