-
Program Makan Bergizi Gratis di Samarinda masih menghadapi tantangan ketersediaan pasokan pangan lokal, karena kebutuhan telur, daging, dan sayuran masih bergantung dari luar daerah.
-
BGN menekankan pentingnya kolaborasi antarwilayah dan kemitraan dengan petani, koperasi, serta UMKM untuk memperkuat kemandirian bahan baku dan menjaga stabilitas pasokan.
-
Pemkot Samarinda membentuk Satgas MBG dan mengoperasikan 20 dapur (target 73 dapur), serta mengembangkan dashboard digital untuk memantau stok pangan secara real time agar distribusi makanan bagi 135 ribu siswa tetap terjamin.
SuaraKaltim.id - Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dalam menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih dibayangi tantangan ketersediaan pasokan pangan lokal.
Sejumlah komoditas utama seperti telur, daging, dan sayuran masih bergantung pada suplai dari luar daerah, sehingga berpotensi mempengaruhi kesinambungan layanan makanan bagi siswa jika terjadi gangguan distribusi.
Deputi Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Promosi dan Kerja Sama, Nyoto Suwignyo, menekankan pentingnya kemandirian bahan baku di daerah pelaksana.
Menurutnya, stabilitas pasokan menjadi faktor strategis dalam keberlanjutan program.
Hal itu disampaikannya, Sabtu, 8 November 2025.
“Kami sudah menyarankan agar semuanya berkolaborasi. Baik pemerintah kabupaten, kota, kecamatan, desa, dan provinsi, bahkan lintas provinsi,” ucapnya, disadur dari kaltimetam.id--Jaringan Suara.com, Minggu, 9 November 2025.
Ia menilai kerja sama antarwilayah serta kemitraan dengan petani, koperasi, dan pelaku UMKM pangan perlu dipercepat agar pasokan pangan tidak terpusat pada satu daerah saja.
Menindaklanjuti rekomendasi tersebut, Wali Kota Samarinda Andi Harun menyampaikan bahwa pemerintah kota telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pelaksanaan MBG untuk memperkuat koordinasi pengadaan hingga penyajian makanan di lapangan.
Satgas itu turut melibatkan TNI, Polri, hingga perwakilan BGN.
Baca Juga: Bea Cukai: Jalur Domestik dan Internasional di APT Pranoto Harus Terpisah
“Sekarang sudah ada 20 dapur yang beroperasi. Targetnya nanti 73 dapur untuk melayani 135 ribu siswa di Samarinda,” ujarnya.
Dapur-dapur tersebut kini menjadi inti dalam penyediaan makanan bergizi bagi siswa SD dan SMP, dan jumlahnya direncanakan akan terus bertambah.
Selain itu, Pemkot tengah mengembangkan sistem pemantauan digital berbasis dashboard untuk mengontrol stok bahan pangan secara real time di setiap dapur.
“Lewat digital dashboard ini nanti bisa terlihat stok bahan seperti telur atau daging di setiap dapur. Jadi kita bisa antisipasi lebih cepat jika terjadi kekurangan,” tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
4 Mobil Kecil Suzuki Bekas yang Mesinnya Awet dan Andal, Cocok buat Pemula
-
4 Mobil Mewah Bekas Murah buat Keluarga: Interior Elegan, Suspensi Nyaman
-
5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
-
4 Mobil Honda Bekas Bodi Kecil yang Irit dan Lincah, Jagoan di Perkotaan
-
3 Sedan Honda Bekas Stylish dengan Kemewahan dan Kenyamanan Optimal