- Ketersediaan pangan di Kaltim diklaim terjaga menjelang Nataru.
- Situasi harga pangan jelang libur panjang disebut relatif stabil.
- Panen padi di Kaltim di 2025 tidak mengalami gangguan berarti.
"Pengumpul itu kadang sudah punya langganan puluhan tahun. Jadi meski ada alternatif pasar lain, distribusinya tetap ke jaringan lama. Selama deviasinya tidak lebih dari 20 persen, kita masih aman. Yang penting distribusi lancar dan intervensi cepat dilakukan," paparnya.
Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah optimistis gejolak harga menjelang Natal dan Tahun Baru dapat ditekan, memastikan masyarakat tetap memperoleh pangan dengan harga terjangkau dan pasokan yang mencukupi.
Yana menegaskan pemerintah mengetahui kapan harus melakukan intervensi harga. Gerakan Pangan Murah (GPM) menjadi instrumen utama saat pasar tidak lagi mampu menahan tekanan harga.
"Itu fungsi terakhir ketika pasar tidak mampu menahan harga. GPM kita dekatkan ke lokasi transaksi, terutama di perkotaan dan sekitar pasar," pungkasnya.
Sepanjang 2025, tercatat lebih dari 417 kegiatan stabilisasi pangan digelar di Kaltim. Data cadangan pangan pemerintah daerah menunjukkan stok bahan pokok dalam kondisi aman, dengan cadangan beras 10.165 ton, gula pasir 2.566 ton, daging ayam, telur, bawang hingga cabai berada dalam ketahanan 0,3 sampai 1,1 bulan.
Kabid Perdagangan DPPKUKM Kaltim, Ali Wardana mengatakan pemerintah memantau harga setiap hari melalui sistem SP2KP untuk melihat kecenderungan kenaikan maupun penurunan harga.
"Jika ada kenaikan harga yang tidak menunjukkan tren penurunan, pemerintah langsung turun tangan," ujar Ali.
Harga harian pada 11 Desember 2025 menunjukkan sebagian besar komoditas berada pada rentang stabil, meski beberapa komoditas berada di atas HET.
Beras medium tercatat Rp15.193 per kilogram, beras premium Rp16.240 per kilogram, gula pasir Rp18.594 per kilogram, dan minyak goreng premium Rp23.250 per liter. Cabai rawit merah, bawang merah, dan cabai keriting menjadi komoditas dengan kenaikan tertinggi.
Ali menegaskan bahwa lonjakan harga beras beberapa bulan lalu berhasil dikendalikan melalui distribusi terpadu dari pusat hingga daerah.
"Polri dan TNI juga dikerahkan untuk distribusi ke daerah terpencil. Itu menurunkan harga dan memastikan stok aman," katanya.
Mengenai Curah hujan ekstrem, kemarau panjang, hingga karakter geografis untuk distribusi pangan, menurutnya terjadi di beberapa wilayah. Seperti Kutai Kartanegara, Kutai Timur, PPU, dan Mahakam Ulu.
"Saat kemarau, distribusi sulit. Saat banjir, biaya naik. Itu mempengaruhi harga akhir di konsumen," sebutnya.
Untuk mereduksi beban harga, pemerintah melakukan kebijakan reduksi ongkos angkut, yaitu menanggung biaya transportasi dari titik asal hingga titik tujuan.
"Jika di sini harga seribu rupiah, maka sampai di sana tetap seribu. Ongkosnya dibayar pemerintah," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
AYIMUN Samarinda Chapter 2025 Siapkan Generasi Muda Jadi Calon Pemimpin Global
-
Kaltim Jamin Stok Pangan Aman, Harga Terpantau Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Persagi Siap Tugaskan Ahli Gizi untuk MBG di Seluruh Pelosok Indonesia
-
Alat Kebencanaan Disiagakan untuk Hadapi Cuaca Ekstrem di Kaltim
-
Warga Kaltim Diminta Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi