Karena Orangtua Telat Bayar Kos, Bayi Satu Bulan jadi Gelandangan

Andika dan Yanti belum membayar uang kos seharga Rp 350 ribu, selama 10 hari . Mereka langsung diusir pemilik kos dan tidak boleh mengambil barang pribadi mereka.

Yovanda Noni
Jum'at, 04 September 2020 | 14:07 WIB
Karena Orangtua Telat Bayar Kos, Bayi Satu Bulan jadi Gelandangan
Telat bayar kos, Andika dan anak istrinya diusir dari kos. Bayinya baru berusia satu bulan terpaksa ikut tidur di jalanan bersama orangtuanya

SuaraKaltim.id - Tidak pernah terbesit dalam pikiran Andika Pratama bersama keluarganya akan merasakan hidup seperti gelandangan. Diusir dari kos dan hidup di atas gerobak, padahal istrinya baru saja melahirkan bayi mereka.

Dika, begitu panggilannya. Laki-laki berusia 35 tahun itu menikahi Yanti tahun lalu. Setahun menikah, mereka memiliki anak yang diberi nama Muhammad Aditya Pratama.

Dika merasa bersalah pada anak dan istrinya, karena belum mampu mencukupi kebutuhan ekonomi anak istrinya.

Persisnya tanggal 21 Agustus 2020 lalu, dia harus membawa Yanti dan Aditya tidur di jalanan. Kos-kosan seharga Rp 350 ribu yang dia sewa di Jalan Ruhui Rahayu itu sudah tak bisa ditempati lagi. Bayi berusia satu bulan itu terpaksa tidur di atas gerobak, mengikuti orangtuanya.

Baca Juga:Warga Samarinda Kompak Tutup Jalan Cegah Penularan Virus Corona

Ketika malam, terkadang Aditya menangis menahan dingin. Namun, Dika dan Yanti tak dapat berbuat banyak selain menenangkan bayinya.

“Saya diusir dari kos-kosan karena terlambat bayar 10 hari, pintu rumah sewaan langsung digembok. Makanya kami tinggal di gerobak,” katanya Kamis (3/9/2020).

Selama dua minggu, mereka hidup seperti gelandangan di Jalan Belatuk, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan sungai Pinang. Dika mengumpulkan kardus bekas di dalam gerobak rusak untuk alas tidur Yanti dan Aditya. Agar tak kehujanan, mereka mengumpulkan baliho bekas sebagai atap.

Ketika hujan turun, Dika sigap menjaga baliho agar tak bocor dan menerpa aditya. Meski basah-basahan, Dika tetap bertahan memegangi Baliho dan menjaga gerobak yang setengah rusak termakan rayap.

“Alhamdulillah, selama dua minggu tidur di jalan, anak kami tidak sakit. Padahal dia bayi, tapi dia kuat,” katanya.

Baca Juga:Diterjang Banjir dan Longsor, Kota Samarinda Berstatus Tanggap Darurat

Berita tentang nasib malang keluarga itu lantas viral di media sosial. Para sukarelawan dari Sedekah Mandiri Samarinda, lantas memindahkan Dika dan Yanti ke rumah singgah. Saat ini, Dika dan istrinya sudah berada di rumah singgah di Jalan Dr Soetomo, Gang 4 Samarinda Ulu.

Mereka tak membawa banyak barang, selain baju di badan. Barang-barang mereka termasuk baju-baju milik Aditya tertinggal di kos yang tergembok. Pemilik kos sama sekali tidka mau membuka kos tersebut walau hanya untuk mengambil barang.

“Kami berterimakasih sudah dibantu. Barang-barang kami semuanya di rumah kos. Tidak bisa masuk. Sebelum kemari, kami dan Aditya diperiksa. Takut terkena penyakit, bersyukur hanya ruam-ruam di badan saja,” sebutnya.

Untuk sementara Dika dan keluarganya bakal tinggal di rumah singgah. Setelah dapat pekerjaan baru, dia akan mencari rumah sewa baru.

“Saya bukan asli orang sini, saya akan cari kerja. Jadi sopir pun sudah syukur. Yang penting ada,” sebutnya.

Terpisah, koordinator Komunitas Sedekah Mandiri Samarinda, Arisna setyawati, mengaku menerima informasi keluarga kecil ini dari Busam, salah satu grup Facebook di Samarinda. Setelahnya, dia bersama-sama kawannya menuju ke Jalan Belatuk.

“Waktu ke sana, anak dan istrinya tidur di gerobak. Suaminya berjaga-jaga di luar. Kami bawa ketiganya ke rumah singgah Jalan dr Soetomo. Alhamdulillah, banyak bantuan sehingga utang biaya persalinan sebesar Rp 2 juta lebih juga sudah dilunasi,” jelasnya.

Kontributor : Alisha Arditya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini