Miris, Warga Desa di Wilayah Calon Ibu Kota Ini Urunan Buat Perbaikan Jalan

namun karena belum direspon pemkab, membuat mereka urunan atau mengumpulkan dana secara pribadi untuk melakukan perbaikan sementara.

Chandra Iswinarno
Kamis, 19 November 2020 | 07:24 WIB
Miris, Warga Desa di Wilayah Calon Ibu Kota Ini Urunan Buat Perbaikan Jalan
Jalan penghubung antardesa yang kondisinya rusak parah di Desa Sri Raharja, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara. [Antara]

SuaraKaltim.id - Persoalan jalan rusak ternyata masih menjadi permasalahan yang muncul di Kabupaten Penajam Paser Utara yang digadang-gadang bakal menjadi wilayah calon ibu kota negara.

Seperti yang terjadi di Desa Sri Raharja, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Saking seringnya usulan warga setempat mengusulan perbaikan jalan antardesa yang rusak parah ke kabupaten, namun belum direspon, membuat mereka urunan atau mengumpulkan dana secara pribadi untuk melakukan perbaikan sementara.

Kepala Urusan Pemerintahan Desa (Pemdes) Sri Raharja, Suprihatin mengungkapkan, jalan penghubung antardesa sudah lama sekali kondisinya rusak parah.

Baca Juga:Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Indramayu Tanam Pisang di Jalan Berlubang

Pemdes bahkan sering mengusulkan perbaikan jalan penghubung antardesa kepada pemerintah kabupaten dalam musrenbang (musyawarah rencana pembangunan) kecamatan.

"Hampir setiap tahun kami usulkan perbaikan jalan penghubung antardesa itu karena berpengaruh harga jual produksi pertanian di Desa Sri Raharja," ujarnya saat ditemui Antara di Penajam, Rabu (18/11/2020).

Bahkan, warga Desa Sri Raharja sempat berinisiatif "patungan" untuk "tambal sulam" jalan penghubung antardesa tersebut, namun tidak bertahan lama.

Keluhan juga disampaikan warga setempat Safrudin yang berharap pemkab bisa meningkatkan jalan penghubung antardesa itu menjadi semenisasi, sehingga mudah dilalui khususnya mengangkut hasil pertanian.

"Kerusakan jalan penghubung antardesa sudah lebih dari dua tahun terakhir, pada saat kemarau cukup sulit dilalui hampir dipenuhi lubang," katanya.

Baca Juga:Calon Ibu Kota Baru Hadapi Dilema Pengalihan Fungsi Lahan

Sementara pada saat hujan kondisi jalan sepanjang lebih kurang dua kilometer tersebut menjadi licin dan berlumpur.

Tidak jarang, kendaraan roda empat yang melintasi jalan penghubung antardesa mengalami amblas atau As roda patah.

"Kalau kemarau masih lumayan bisa dilalui, tapi kalau hujan sulit melalui jalan penghubung antar desa itu karena berlumpur," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini