“Meski gajinya naik, namun pembayarannya tidak tentu. Lebih sering tujuh bulan sekali, bahkan pernah menunggu sampai sembilan bulan baru gajian,” katanya.
Pada tahun 2007, kehidupan mulai berubah. Saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin, diberlakukan pemutihan bagi tenaga honorer. Bagi Hery, ini adalah kesempatan untuk menjadi PNS.
Dia harus ikut tes hingga lima kali, hingga dinyatakan lulus. Pada tahun 2009 baru dia dinyatakan 100 persen PNS. Menurutnya, 10 tahun penantian yang tidak sebentar.
“Tidak ada yang instan, tak ada keistimewaan khusus. Semuanya saya lalui dengan proses yang Panjang,” ujarnya.
Baca Juga:Nadiem Singgung Corona di Hari Guru: Setiap Peristiwa Selalu Ada Hikmah
Kisah guru yang mengabdi di pedalaman, seperti Hery Cahyadi, adalah gambaran sesungguhnya sebuah pengabdian. Pengabdian dari seorang yang sering kita sebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.