Pastikan Seatbelt Bunyi Ceklik, Ini Tips Berkendara dari Garda Oto

PSBB dan new normal telah mengubah kebiasaan berkendara. Suasana jalanan bisa lebih sepi, membuat keinginan injak gas bertambah.

RR Ukirsari Manggalani
Kamis, 31 Desember 2020 | 07:43 WIB
Pastikan Seatbelt Bunyi Ceklik, Ini Tips Berkendara dari Garda Oto
Marcell Kurniawan, Training Instructor RDC menjelaskan fakta yang ada ketika berkendara saat pandemic [Dok Garda Oto].

SuaraKaltim.id - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan masa new normal telah menghadirkan adaptasi, kebiasaan, sekaligus tantangan dalam mengemudikan mobil. Jalanan yang tadinya padat, bisa menjadi lengang. Kewaspadaan jadi ikut turun, termasuk mengabaikan penggunaan seatbelt atau sabuk pengaman.  Nah, Garda Oto, produk asuransi mobil dari Asuransi Astra membicarakan soal menyetir ini dalam  webinar defensive driving bertajuk "Talks About Defensive Driving After Pandemic: Safe Your Future Now!".

Dalam acara ini, Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center (RDC) hadir sebagai pembicara tentang berkendara masa new normal, dan 270 orang dari 40 komunitas mobil di Tanah Air turut menjadi partisipan.

"Dampak dari pandemi ini memaksa kita semua untuk beradaptasi terhadap kebiasaan baru, salah satunya adalah untuk tetap aman dalam berkendara saat pandemi maupun di masa yang akan datang. Untuk memberikan peace of mind, berkendara aman saja tidak cukup, kita perlu memproteksi diri dengan mematuhi protokol kesehatan juga memproteksi kendaraan untuk menghindari dari hal – hal yang tidak kita inginkan," jelas Laurentius Iwan Pranoto, SVP Communication & Customer Service Management Asuransi Astra, sebagaimana dipetik dari kanal otomotif Suara.com, jejaring SuaraKaltim.id.

Dalam situasi pandemi COVID-19, disebutkan bahwa berdasar survei Cars.com, 67 persen responden menyatakan adanya virus Corona jenis baru telah meningkatkan kebutuhan mereka akan mobil pribadi yang lebih aman dari ride sharing.

Baca Juga:Kaleidoskop Oto: Pasar Mobil Bekas Online Bertahan dalam Pandemi 2020

SVP Communication and Customer Service Management Asuransi Astra, Laurentius Iwan Pranoto menyampaikan materi tentang perubahan yang terjadi akibat adanya pandemi di tahun 2020 [Dok Garda Oto].
SVP Communication and Customer Service Management Asuransi Astra, Laurentius Iwan Pranoto menyampaikan materi tentang perubahan yang terjadi akibat adanya pandemi di tahun 2020 [Dok Garda Oto].

Jadilah fenomena weekend driver--para pengemudi yang biasanya hanya berkendara di akhir pekan--menjadi regular atau memegang jemudi sendiri setiap hari.  Mereka yang memiliki pengalaman mengemudi tidak sesering setiap hari ini mesti melakukan mobilitas jarak menengah dan jauh.

Marcell Kurniawan pun  berbagi tips agar pengemudi aman berkendara di masa new normal, termasuk seatbelt yang mesti berbunyi "ceklik" atau "klik".

Berikut adalah tips berkendara masa pandemi COVID-19:

Gunakan seatbelt dengan benar

  • Fakta saat pandemi, lebih sedikit orang yang menggunakan safety seatbelt atau disingkat seatbelt, sehingga Marcell Kurniawan berpesan agar para pengendara selalu memastikan seatbelt selalu terpasang dengan baik sebelum mengemudi.
  • Pastikan terdengar bunyi klik atau ceklik saat kepala seatbelt dipasangkan.
  • Seatbelt mesti terpasang dengan rapi, rapat dan rendah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
  • Pemasangan seatbelt yang benar akan meningkatkan keselamatan berkendara sampai 42 persen.

Cermati bahaya jalan lengang, perhatikan jarak berhenti

Baca Juga:Kaleidoskop Oto: Hiburan Edukatif Carmaker Bagi Anak - Remaja saat Pandemi

  • Menurut National Highway Traffic Safety Administration, NHTSA, di Amerika Serikat pada April 2020, jumlah kendaraan di jalan turun 63 persen dibanding tahun lalu, sehingga jalanan lebih sepi dan perilaku mengemudi lebih ngebut.
  • Insurance Business America menyebutkan, setidaknya ada 30 persen peningkatan di mana orang-orang mengemudi lebih dari 100 km per jam dalam satu perjalanan.
  • Sehingga, fokus pada kecepatan kendaraan pun menjadi hal yang perlu diperhatikan, Selain berpengaruh pada jarak berhenti, semakin kencang atau tinggi kecepatan kendaraan, maka memerlukan jarak yang semakin jauh agar kendaraan bisa berhenti.
  • Jarak berhenti akan bertambah saat kondisi mengemudi berubah.
  • Jarak reaksi dan jarak pengereman saat berada pada jalanan yang kering dan jalanan yang basah akan berbeda.
  • Kecepatan juga akan menambah jarak berhenti, misalnya pengendara dengan kecepatan 50km per jam masih bisa berhenti tepat waktu ketika menabrak sesuatu yang ada pada jarak 35 m di depannya, dibandingkan dengan pengendara dengan kecepatan 70km per jam dengan jarak yang sama.

Cermati kebiasaan baru kegiatan otomotif

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini