SuaraKaltim.id - Membludaknya pasien Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) membuat pihak manajemen harus menambah tabung oksigen. Hal itu terjadi karena tidak banyak pasien dirawat di luar ruangan ICU.
Direktur RSPB Khairuddin mengatakan, saat ini pasien yang berada di IGD, ruang rawat inap, ICU mereka menggunakan tabung oksigen sentra.
Namun untuk pasien yang belum mendapatkan ruangan terpaksa harus gunakan tabung oksigen.
“Jadi oksigen yang berada di ruangan itu aman, nah hanya masalah muncul karena pasien yang masuk di IGD sekarang overload, pasien yang masuk ini butuh oksigen, sementara dia belum dapat bed sehingga tidak bisa dikonekan ke oksigen sentra,” ujar Khairuddin dalam rapat bersama Satgas Covid-19 Balikpapan seperti dilansir Inibalikpapan.com-jaringan Suara.com.
Baca Juga:Jangan Kendor! Pasien Covid-19 yang Sembuh di Balikpapan Bertambah 111 orang
Lantaran itu, kekinian RSPB membutuhkan tabung oksigen untuk memenuhi kebutuhan pasien Covid-19 yang belum mendapatkan bed atau tempat tidur.
“Kalau berhitung tabung oksigen ini diberikan kalau pasien di fase akut sekitar 15 liter per menit dengan kapasitas tabung yang hanya 6000 liter maka akan bertahan selama enam jam ketahanannya. Tapi kalau diturunkan ke 10 liter permenit kita bisa dapat 10 jam, namun risiko besar nah ini sebetulnya menjadi penting kita siapkan suplai tabung oksigen,” katanya.
Sementara itu, Khairuddin mengemukakan, untuk selanjutnya harus dicek betul ketersedian tabung oksigen di rumah sakit dan beberapa kebutuhannya, karena satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya berbeda.
“Contohnya RSPB yang punya oksigen sentra, tapi kami juga butuh tambahan tabung oksigen untuk melayani pasien di IGD yang tidak mendapatkan tempat tidur,” katanya.
Baca Juga:Kematian Akibat Covid di Balikpapan Meningkat Sebab Banyak Pasien ke RS Saat Kritis