“Bantuan beras ini ada dua tahap. Pertama bantuan dari pusat tanggal 2 Agustus yang disalurkan untuk 840 KPM, terus besoknya bantuan PKH untuk 464 KPM. Kami terima surat melalui kecamatan yang memohon supaya menyediakan tempat saja, kalau yang menyalurkan itu dari PT. Pos,” katanya.
Dia juga mengaku, usai menerima laporan itu langsung mengecek seratusan beras yang belum disalurkan ke masyarakat dan hasilnya ada puluhan karung dengan kondisi beras serupa.
“Kami enggak tahu kalau kondisi berasnya udah begitu, kami juga kaget. Nanti kami koordinasikan ke pimpinan kami untuk menindaklanjuti masalah ini,” tuturnya.
Kejadian serupa tak hanya terjadi di Kelurahan Pandeglang. Penyaluran beras tak layak konsumsi juga terjadi di Desa Lebak Parahiang, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Bantuan yang diberikan ke masyarakat pun dalam kondisi menguning serta beras menggumpal seperti batu.
Baca Juga:Berdalih Bantuan Beras Kehujanan, Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang: Kami Sudah Ganti
Karenanya, sejumlah warga Lebak mendatangi kantor desa. Warga yang datang ke Kantor Desa Parahiang datang untuk protes soal bantuan beras PPKM Level 4 dari pemerintah pusat yang tak layak konsumsi.
“Ada 7 warga yang protes berasnya kuning dan menggumpal. Tapi sudah diganti oleh pihak Bulog,” kata Sekretaris Desa (Sekdes) Lebak Parahiang, Andi Rudiana kepada BantenHits-Jaringan Suara.com.
Kata Andi, beras 10 kilogram tersebut dikirim oleh pihak Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang pada Senin, 2 Agustus 2021 malam.
“Baru dibagikan ke masyarakat kemarin (Rabu, 4 Agustus 2021). Dari 480 penerima 7 orang yang komplain. 480 penerima itu termasuk PKH,” ungkapnya.
Andi menegaskan pihak Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang telah datang ke kantor desa dan mengganti beras yang kondisinya memprihatinkan.
Baca Juga:Tolong Mensos Risma, Beras Bantuan PPKM di Pandeglang dan Lebak Tak Layak Konsumsi