Dua Belas Hari Menghilang, Deddy Corbuzier: Saya Hampir Meninggal Karena Badai Cytokine

Badai Cytokine, terjadi ketika tubuh melepaskan terlalu banyak Cytokine ke dalam darah dengan jangka waktu yang sangat cepat.

Denada S Putri
Minggu, 22 Agustus 2021 | 11:34 WIB
Dua Belas Hari Menghilang, Deddy Corbuzier: Saya Hampir Meninggal Karena Badai Cytokine
Tangkapan layar video. [Instagram/@ mastercorbuzier]

SuaraKaltim.id - Dua belas hari menghilang dan memutuskan untuk tidak mengaktifkan sosial media. Deddy Corbuzier pun akhirnya muncul kembali.

Kemunculan ayah dari Azkanio Nikola Corbuzier ini justru memberikan kabar buruk soal kesehatannya. Pria kelahiran 28 Desember 1976 ini memberitahukan kepada para penggemarnya bahwa ia sempat dalam masa kritis. Bahkan sakit yang ia derita ini nyaris merenggut nyawanya.

Pria berusia 44 tahun ini mengaku dirinya sempat terkena Covid-19 dan mengalami kondisi fisik yang drop secara drastis.

"Saya sakit. Kritis, hampir meninggal karena badai Cytokine, lucunya dengan keadaan sudah negatif. Yes it's covid," tulis Deddy Corbuzier di instagram pribadinya, Minggu (22/8/2021).

Baca Juga:Deddy Corbuzier Kritis Akibat Covid, Azka Nekat Mengcovidkan Diri Agar Bisa Temani di RS

Katanya, ketika terkena Cytokine, kondisi paru-parunya langsung mengalami kerusakan sebesar 60 persen. Padahal ia baru divonis Covid-19 dalam dua hari.

"Tanpa gejala apapun tiba tiba saya masuk ke dalam badai Cytokine dengan keadaan paru paru rusak 60 persen dalam dua hari," lanjutnya.

Dirinya pun fokus memulihkan kesehatan, ia pun meminta maaf kepada para penggemar lantaran baru memberikan informasi soal kondisinya sekarang.

"Mohon maaf saya baru bisa memberitahu keadaan sebenarnya pada masyarakat, Intinya dua minggu saya break semua nya karena saya harus konsentrasi pada kesehatan saya," ujarnya.

Tak lupa pula ucapan terima kasih ia berikan kepada pihak Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto yang sudah secara maksimal merawat dirinya.

Baca Juga:Kronologi Deddy Corbuzier Positif Covid-19, Kritis Hingga Nyaris Meninggal

Dalam keterangannya, ia mengaku sudah pasrah dalam keadaan nyaris mati tersebut.

"Jendral Lukman Waka RSPAD, Dr Wenny Tan hingga Dr Gunawan turun tangan semaksimal mungkin untuk menstabilkan keadaan saya keluar dari masa kritis. Yes it's a life and death situation," tandasnya.

Apa itu badai Cytokine?

Dikutip dari Alodokter.com, Cytokine merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi badan normal, Cytokine membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik, dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi.

Badai Cytokine, terjadi ketika tubuh melepaskan terlalu banyak Cytokine ke dalam darah dengan jangka waktu yang sangat cepat.

Kondisi ini membuat sel imun justru menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat. Sehingga menyebabkan peradangan.

Situasi dan kondisi ini bisa diketahui dengan pemeriksaan D-dimer dan CRP pada penderita Covid-19. Tak jarang peradangan itu membuat organ-organ di dalam tubuh menjadi rusak, atau gagal berfungsi.

Hal inilah yang membuat badai Cytokine perlu diwaspadai. Karena bisa menyebabkan kematian.

Pada penderita Covid-19, jika terkena bada Cytokine akan menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah.

Alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru akan dipenuhi oleh cairan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen. Itulah sebabnya mengapa penderita Covid-19 kerap mengalami sesak napas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini