PPU, Daerah IKN Baru di Kaltim yang Ternyata Masuk Zona Merah Endemis Malaria

"Kabupaten Penajam Paser Utara masih zona merah malaria karena tercatat di atas 1.000 kasus, kalau daerah zona hijau di bawah 780 kasus."

Denada S Putri
Selasa, 22 Februari 2022 | 21:18 WIB
PPU, Daerah IKN Baru di Kaltim yang Ternyata Masuk Zona Merah Endemis Malaria
Ilustrasi malaria. [Istimewa]

SuaraKaltim.id - Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang ditetapkan sebagai bagian dari Ibu Kota Negara (IKN) baru justru masuk zona merah endemis malaria. Hal itu disampaikan langsung oleh Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan (Diskes) PPU, Ponco Waluyo.

Ia mengatakan, instansinya melatih kader dari koordinator pekerja kehutanan dan perkebunan. Tujuannya, untuk menekan kasus malaria di Benuo Taka.

Katanya, kader tersebut dibekali pengetahuan deteksi dini penyakit malaria dan cara pengobatannya. Jikalau ada pasien yang masuk kategori akut, maka harus cepat dibawa ke puskesmas.

Diskes PPU juga membagikan kelambu di setiap tahun. Agar, meminimalisir penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk nyamuk Anopheles sp itu.

Baca Juga:Bukan Cuma Isran Noor, Jokowi Klaim Pembangunan IKN Tak Merusak Alam Benua Etam: Kita Perbaiki

"Kami telah melakukan pelatihan terhadap sembilan orang pekerja perkebunan dan kehutanan, serta membagikan kelambu," ujarnya, melansir dari ANTARA, Selasa (22/2/2022).

"Kabupaten Penajam Paser Utara masih zona merah malaria karena tercatat di atas 1.000 kasus, kalau daerah zona hijau di bawah 780 kasus."

Ia menjelaskan, di PPU pada 2018, terdata sebanyak 1.125 kasus malaria. Lalu, pada 2019 sebanyak 1.050 kasus, pada 2020 sebanyak 1.364 kasus.

Kemudian tercatat kembali mengalami peningkatan pada 2021 menjadi 1.472 kasus, dan sepanjang 2022 telah terdata sebanyak 225 kasus malaria.

"Pada awal tahun ini (2022) pada Januari ditemukan 145 kasus malaria dan Februari ada 80 kasus," ungkapnya.

Baca Juga:Era Presiden Soeharto, Pemindahan IKN Rencananya Bukan di Kalimantan, Ini Lokasi yang Dipilih Presiden ke-2 RI

Kasus malaria yang tercatat tersebut hanya sekitar 25 persen penularan terjadi di wilayah PPU. Kemudian, sekitar 65 persen penularan malaria terjadi di luar daerah setempat.

Lebih lanjut, bagi warga yang terjangkit malaria, sebutnya, lebih banyak terjadi di daerah perbatasan. Tepatnya, perbatasan PPU dan Paser,

"Serta Kabupaten Penajam Paser Utara-Kabupaten Kutai Barat (Kubar)," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak