SuaraKaltim.id - Suhu politik menjelang Suksesi Kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden Republik Indonesia yang akan habis masa jabatannya pada 2024 mendatang, semakin menghangat.
Meski masih dua tahun lagi, konstelasi di internal PDI Perjuangan, yang sebelumnya mengusung Jokowi menjadi presiden selama dua periode, mulai mengerucut kepada kemungkinan mengusung Puan Maharani maju capres.
Alhasil, jika Puan Maharani maju menjadi capres, sejumlah politisi partai berlambang banteng moncong putih menyiapkan tim penyokongnya yang dikenal dengan Dewan Kolonel.
Keberadaan Dewan Kolonel menurut Anggota DPR Fraksi PDIP Johan Budi, sebagai pengusul, didasarkan pada semangat mendukung Puan Maharani dalam proses pencapresan. Secara terbuka, Johan Budi menyebut Dewan Kolonel hanya berjumlah enam politisi PDIP di DPR.
Baca Juga:12 Nama Masuk Dalam Dewan Kolonel Pendukung Puan Maharani di Pilpres 2024, Johan Budi Jadi Pencetus
"Jadi awal itu cuma enam orang. Termasuk saya, kan saya yang ngusulin," kata Johan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/9/2022).
Dari informasi yang diperoleh Suara.com, enam anggota Dewan Kolonel tersebut terdiri dari Johan Budi, Junimart Girsang, Riezky Aprilia, Lasarus, Adisatrya Suryo Sulisto, Esti Wijayati, Abidin Fikri, Agustina Wilujeng Pramestuti, Hendrawan Supratikno, dan Masinton Pasaribu. Saat ini, Koordinator Dewan Kolonel sendiri adalah Trimedya Panjaitan.
Tak hanya enam anggota, Trimedya juga menyebut ada 'dua jenderal' yang masuk dalam Dewan Kolonel yaitu, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul dan Utut Adianto.
"Jenderal cuma dua, Jenderal Pacul dan Jenderal Utut," tuturnya.
Keberadaan Dewan Kolonel yang bakal mendukung Puan tersebut, tentunya membuat Presiden Jokowi tidak akan terbuka mendukung bakal calon presiden tertentu. Jokowi yang sebelumnya disebut-sebut mendukung Ganjar Pranowo, disebut akan urung terbuka mendukung pencapresan Gubernur Jawa Tengah saat ini.
Seperti diungkapkan pengamat politik Ujang Komaruddin. Ia mengemukakan, PDIP tak tinggal diam jika kemudian Jokowi nekat mendukung Ganjar.
Lantaran pilihan tersebut dianggap bertentangan dengan kehendak partai besutan Megawati Soekarnoputri yang saat ini memberikan kesan untuk mendukung Puan untuk 2024.
"Hari ini sudah kelihatan PDIP sudah melihat arah-arah itu, dukungan Jokowi ke mana. Tetapi ke depan kan belum tentu karena ketika Jokowi, misalkan mendukung Ganjar, maka PDIP akan habis-habisan juga melawan itu," kata Ujang dihubungi Suara.com pada Rabu (21/9/2022).
Namun Ujang memperkirakan, Jokowi tak hanya akan berdiam diri saja tanpa mencoba melabuhkan dukungan kepada capres.
Menurutnya, Jokowi bisa jadi menggunakan siasat banyak kaki, yakni dukungan tidak hanya diberikan kepada capres tertentu saja, semisal Ganjar. Melainkan dukungan diberikan Jokowi kepada sebanyak-banyaknya capres atau cawapres.
"Ya saya sih melihat bisa jadi nanti Jokowi main di banyak kaki di banyak capres. Jadi istilahnya nanti siapapun capres cawapresnya paling tidak masih berteman masih berkawan dan masih bisa mengamankan dirinya dan kroni kroninya ketika sudah tidak menjabat lagi," katanya.
Masih menurut Ujang, pemberian dukungan kepada banyak capres bakal dilakukan untuk cari aman dan selamat, baik untuk Jokowi sendiri maupun untuk para kroni-kroninya selepas tidak lagi menjabat presiden.
"Jokowi juga harus selamat, Jokowi juga harus mengamankan posisinya. Katakanlah ketika dia sudah tidak menjabat sebagai presiden lagi, mengamankan secara hukum, secara politik, secara bisnis dan lain sebagainya," kata Ujang.
Cari Selamat Lewat Endorse Sana-sini
Wakil Ketua Dewan Pembina Desmond J Mahesa menganggap wajar apabila Presiden Jokowi terkesan mendukung atau memberi dukungan terhadap pencalonan sejumlah tokoh menjadi presiden.
Sebab kata dia, hal itu dilakukan Jokowi guna kencari selamat. Adapun hal tersebut disampaikan Desmond menanggapi pemberitaan media Singapura yang menyebut bahwa Jokowi mempertimbangkan serius untuk mendukung Prabowo pada Pilpres mendatang.
"Ya kalau Jokowi kan meng-endorse siapa saja, Ganjar, Erick Thohir, Pak Sandi, ke semua mungkin dia cari selamat saja. Siapapun presidennya dia selamat dari masalah dia yang sekarang tidak beres kan begitu," kata Desmond di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (20/9/2022).
Terkait kedekatan Jokowi dengan Prabowo yang membuat Mantan Wali Kota Solo itu berkeinginan mengendorse Ketum Gerindra, Desmond justu membahas mengenai latar belakang Jokowi dengan Anies Baswedan.
"Kalau kedekatan, dia apa sih sebelum Gubernur, sebelum jadi gubernur kan. Lihat Anies sekarang barang mati dihidupkan, hari ini jadi presiden, hari ini nyalon presiden, kan sama saja apa bedanya Anies sama Jokowi," kata Desmond.
Karena itu Desmond belum memandang bahwa adanya dukungan Jokowi ke depan untuk Prabowo bakal menjadi penting.
"Penting tidak penting kita lihat saja nanti. Kalau didukung syukur kalau enggak didukung juga enggak ada masalah. Karena harapannya kita berbuat yang terbaik untuk bangsa ini," katanya. (Novian Ardiansyah, Bagaskara Isdiansyah)