Stok Vaksin di Balikpapan Menipis, Banyak Warganya yang Belum Booster

Dia menjelaskan hampir 50 persen yang belum booster.

Denada S Putri
Senin, 17 Oktober 2022 | 07:30 WIB
Stok Vaksin di Balikpapan Menipis, Banyak Warganya yang Belum Booster
Kegiatan vaksinasi di Balikpapan yang diadakan DKK. [Inibalikpapan.com]

SuaraKaltim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan terpaksa menutup sentra vaksinasi. Alasannya karena stok vaksin Covid-19 di Kota Minyak menipis.

Saat ini vaksinasi hanya bisa dilakukan di puskesmas. Dinas Kesehatan Kota (DKK) sendiri tetap membuka vaksinasi bagi warga yang belum melaksanakan. Hanya saja, pelayanan dilakukan di puskesmas.

“Sampai saat ini masih berjalan di puskesmas, namun untuk vaksinasi di sentra kami tidak dapat membuka lagi karena kekurangan stok vaksin, di puskesmas masih ada,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Senin (17/10/2022).

Dia mengatakan, hingga Sabtu (15/10/2022) kemarin, vaksin yang tersisa hanya 380 dosis. Itu pun cuma jenis Pfizer.

Baca Juga:Jaga Situasi yang Mulai Membaik, IDI Lampung Sarankan Pemda Terus Tingkatkan Vaksinasi COVID-19

Sayangnya, masih banyak warga Balikpapan  yang belum vaksin booster. Dia menjelaskan hampir 50 persen yang belum booster.

“Vaksinasi booster saat ini sekitar 58 persen, ini sudah lebih baik dibanding daerah-daerah lain (di Kaltim),” ujarnya.

Kata dia, kekosongan vaksin hampir terjadi di seluruh daerah. Pihaknya telah berusaha meminta ke Pemerintah Pusat.

”Upaya kami di Balikpapan terus melakukan permintaan vaksin. Sudah menipis, ini memang hampir terjadi di seluruh kabupaten kota, bahkan sudah yang kosong sama sekali,” jelasnya.

Sementara targetnya minimal 75 persen warga telah di vaksin booster untuk dosis pertama.

Baca Juga:PMK Masih Menghantui Kaltim, 7 Kabupaten dan Kota Masuk Zona Merah

“Tentunya didukung dengan ketersedian vaksin. Kita harapkan masyarakat tetap melaksanakan vaksin booster,” ucapnya.

Meski kasus Covid-19 melandai secara konsisten, namun pihaknya tetap meminta masyarakat mengenakan bermasker di area publik atau keramaian. Selain itu, mereka juga belum dapat memastikan kapan PPKM dicabut atau tidak diberlakukan.

” Saya kalau itu gak berani ngomong karena itu ranah pusat. Kita tunggu saja kebijakan pusat walaupun covid mengalami pelandaian,” tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak