Peluang Ekspor Terbuka Lebar, Pemprov Kaltim Tingkatkan Produksi Kepiting Bakau di Anggana

Kecamatan Anggana merupakan kawasan penghasil kepiting bakau dan sudah merambah pasar ekspor

Bella
Jum'at, 11 November 2022 | 18:51 WIB
Peluang Ekspor Terbuka Lebar, Pemprov Kaltim Tingkatkan Produksi Kepiting Bakau di Anggana
Ilustrasi kepiting bakau [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berupaya meningkatkan produksi kepiting bakau di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara karena pasar ekspor kepiting masih terbuka lebar.

Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim Helvin Syahruddin mengungkapkan, untuk meningkatan produksi kepiting bakau, pihaknya membuat program pelatihan budi daya dengan pola teknologi tepat guna.

"Kecamatan Anggana merupakan kawasan penghasil kepiting bakau dan sudah merambah pasar ekspor," ujarnya di Samarinda, Jumat (11/11/2022).

Helvin Syahruddin mengungkapkan, meski Anggana mampu mengekspor kepiting hingga ke Singapura, Hong Kong, Jepang, dan Australia, namun pelaku pembudaya masih belum mampu memenuhi tingginya permintaan pasar dari empat negara tersebut.

Baca Juga:Antrean Panjang Truk di SPBU Bontang, Welly Sebut Berasal dari Luar Daerah

Dirinya menuturkan, terdapat beberapa kendala untuk memenuhi kebutuhan pasar, di antara kendalanya adalah kualitas, ukuran minimal 12 cm, dan terkadang kuantitasnya tidak mencukupi karena pola budi daya yang belum masif.

Sehingga pelatihan budi daya kepiting yang digelar ini bertujuan untuk memenuhi syarat pasar ekspor tersebut.

Helvin Syahruddin mengungkapkan, Kecamatan Anggana pada 2021 mengekspor kepiting bakau sebanyak 1.800 ton ke berbagai negara, sehingga hal ini menjadi peluang besar bagi warga setempat untuk terus mengembangkan, seiring masih tingginya permintaan pasar.

Ekspor kepiting bakau dari Anggana ke sejumlah negara tujuan tersebut sempat anjlok pada 2020 akibat badai COVID-19, apalagi kala itu juga sempat ada isu bahwa virus COVID-19 bisa menular melalui ikan dan kepiting yang dikirim antarnegara, sehingga makin lengkap pelemahan ekspor komoditas kepiting.

Di tahun 2020, ekspor kepiting bakau dari Anggana hanya 195 ton, namun tahun 2021 naik menjadi 1.800 ton, pembudidaya bersama nelayan dan eksportir kepiting bangkit dari keterpurukan, sedangkan ekspor kepiting pada Januari-Agustus 2022 baru tercatat 895 ton.

Baca Juga:Indonesia Ekspor Tuna Hasil Tangkapan Nelayan Maluku ke Jepang

Melalui pelatihan budi daya kepiting bakau yang dikemas Workshop TTG selama tujuh hari mulai 7-13 November ini, maka masyarakat bisa lebih meningkatkan produktivitas kepiting, karena tidak hanya budi daya di tambak dan mengambil dari alam atau dari hutan bakau, tapi budi daya dengan cara modern.

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak