Dapat Mobil Dinas Baru, Basri Rase Mau Syukuran Alphard Hitamnya: Saya Kan Orang Bugis

Menurutnya, pengadaan kendaraan dinas seharusnya dilakukan sejak kali pertama dilantik sebagai kepala daerah lalu.

Denada S Putri
Jum'at, 02 Desember 2022 | 12:30 WIB
Dapat Mobil Dinas Baru, Basri Rase Mau Syukuran Alphard Hitamnya: Saya Kan Orang Bugis
Wali Kota Bontang Basri Rase usai mengadiri peluncuran Matahari Departement Store di Citimall Bontang. [KlikKaltim.com]

SuaraKaltim.id - Wali Kota Bontang Basri Rase mengaku bakal menggelar syukuran mobil dinas barunya sebelum digunakan.

Mobil Alphard hitam sudah beberapa hari terakhir terparkir di garasi Rumah Jabatan (Rumjab) Wali Kota di Jalan Awang Long, Kecamatan Bontang Utara.

Kepada wartawan, Basri mengaku urung menumpangi mobil dinas barunya lantaran belum gelar syukuran. Menurut Basri, ritual ini dibutuhkan sebab kendaraan akan dipakai selama bekerja.

"Diselamati dulu, saya kan orang Bugis mas. Ini mobil mau bawa nyawa kita juga," ujarnya melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Jumat (02/12/2022).

Baca Juga:Ditutup 2 Hari Lagi, 792 Warga Bontang Belum Ambil Bantuan BSU Rp 600 Ribu

Ia menjelaskan, alasan pembelian mobil tersebut. Menurutnya, pengadaan kendaraan dinas seharusnya dilakukan sejak kali pertama dilantik sebagai kepala daerah lalu.

Kemudian, pembelian baru direalisasikan di APBD-Perubahan 2022 ini karena dinilai serapan anggarannya bisa lebih cepat ketimbang pekerjaan fisik.

"Secara aturan dibenarkan juga. Kalau fisik susah (waktu mepet-red)," ungkapnya lagi.

Lebih lanjut, ia menuturkan pengadaan mobil (Alphard-red) untuk dirinya tergolong murah ketimbang kepala daerah lain di Kalimantan Timur, yang menggunakan Toyota Land Cruiser.

"Saya tidak mau kesannya ingin memanfaatkan untuk kepentingan sendiri. Saya benar-benar tak mau macem-macem. Tidak ada intervensi ke OPD. Pesan saya pokoknya harus sesuai aturan," pesannya.

Baca Juga:Belum Seminggu, Anwar Ibrahim Sudah Bikin 6 Gebrakan Baru: Tolak Gaji hingga Ogah Naik Mobil Dinas

Ia menjelaskan, kritik yang disampaikan di media massa menjadi masukan bagi dirinya. Ia menyadari tugas dari jurnalis mengontrol kebijakan pemerintah. Pun ia mengaku membutuhkan media untuk kerja sama dalam pemberitaan kegiatan positif pemerintah.

"Kalau kritik itu memang tugas media, tapi jangan tendensius ke pribadi. Kalau tendensius saya pasti laporkan. Kita kerja sama dengan media, akan dibayar jika beritanya bagus. Kalau tidak bagus buat apa kita bayar," katanya lagi.

Di akhir wawancara, Basri menyebutkan sejumlah capaian yang baik di badan usaha daerah, seperti PT Bontang Migas dam Energi (BME) yang kini sudah memberi dividen tak seperti sebelumnya berhutang hingga Rp 3 miliar.

"Di zaman saya kita audit perusahaan, kurangi pengeluaran perbesar pendapatan. Benahi struktur organisasi, tekan operasional dan karyawan mbalelo pecat asal sesuai aturan," lugasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak