Survei SSGI, Kasus Stunting di Kaltim Capai 23,9 Persen, Hadi Mulyadi: Tidak Terlalu Concern ke Angka

Ada 3 segmen yang harus diberikan perhatian penuh.

Denada S Putri
Kamis, 13 April 2023 | 15:46 WIB
Survei SSGI, Kasus Stunting di Kaltim Capai 23,9 Persen, Hadi Mulyadi: Tidak Terlalu Concern ke Angka
Wagub Kaltim Hadi Mulyadi. [Istimewa]

SuaraKaltim.id - Pemprov Kaltim kembali berupaya untuk segera menurunkan angka kasus stunting. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kaltim naik 1,1 persen. Pada 2021 mencapai 22,8 persen dan 2022 meningkat jadi 23,9 persen.

Kendati demikian, mengacu pada pendataan langsung dari Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGBM) yang dihimpun dari Posyandu, angka stuntingnya hanya 14,1 persen. 

Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim, Hadi Mulyadi sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kaltim mengungkapkan, dari dua data tersebut jaraknya cukup jauh. Kendati begitu, dia tak terlalu menekankan kepada angka tersebut. Melainkan lebih kepada gaya hidup sehat.

"Tidak terlalu concern ke angka itu. Tapi yang harus dikonsentrasikan adalah gaya hidup sehat. Itu harus dibangun. Makanan harus bergizi, beragam, seimbang, dan aman. Termasuk olahraga," ungkap Hadi melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis (13/04/2023). 

Baca Juga:Jadwal Imsak untuk Wilayah Balikpapan, Samarinda, Bontang 13 April 2023

Selain itu, ada 3 segmen yang harus diberikan perhatian penuh. Di antaranya, gadis remaja pra-nikah, ibu hamil, dan anak di usia 1.000 hari pertama. Menurutnya, 3 segmen ini perlu perhatian serius. Sebab merupakan usia kritis jika gizinya tidak cukup. 

Hadi menyebut, gaya hidup sehat ini yang masih belum terlalu diperhatikan banyak orang. Salah satu contohnya, makan sembarangan tanpa memikirkan gizi yang masuk ke dalam tubuh.

"Ini yang berpotensi stunting dan disebabkan gizi buruk. Ini masalah pola makan. Kalau mau dikelola dengan baik, masih bisa membeli makanan bergizi," tambahnya. 

Dia juga menekankan, stunting bukan sekadar tinggi badan yang di bawah ideal tapi juga erat kaitannya dengan tumbuh kembang otak anak saat balita yang tidak sempurna. Oleh sebab itu, keterlibatan dari semua pihak untuk menuntaskan masalah ini sangat diharapkan. 

"Makanya ini harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Mulai tokoh muda, tokoh agama, guru, tokoh masyarakat," jelasnya.

Baca Juga:Cegah Kemampuan Belajar Rendah Akibat Stunting, Penelitian: Ekstrak Daun Pegagan Efektif Tingkatkan Daya Ingat

Sejauh ini, Pemprov Kaltim telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3,7 miliar untuk penanganan stunting. Sejumlah cara akan ditempuh, mulai meningkatkan cakupan pemberian tablet tambah darah ke remaja putri, serta makanan tambahan untuk ibu hamil yang kurang energi kalori dan balita yang berat badannya menurun. 

"Baznas Kaltim juga akan memberi makanan tambahan untuk bayi senilai Rp 1,1 miliar," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini