SuaraKaltim.id - Jelang Iduladha, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Kartanegara (Distanak Kukar) pastikan sapi bebas dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Berbagai langkah dilakukan oleh Distanak, yaitu pemeriksaan hingga pelarangan sapi kiriman dari Pulau Jawa.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Aji Gozali mengatakan, dalam beberapa tahun belakangan ini penyuplai sapi di Kukar didominasi dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Terkait wabah PMK, dia memastikan aman dari penyakit tersebut. Sebab, hewan ternak di NTT terisolir dan dan tidak ada kontak dengan daerah luar.
Sedangkan sapi dari Pulau Sulawesi juga masih diperkenankan masuk karena sudah divaksin hingga dosis ketiga.
Kendati demikian, Dinas Pertanian dan Peternakan tetap akan melakukan vaksin dosis satu. Hal ini untuk menjaga kesehatan dan keamanan hewan ternak.
Baca Juga:TP-PKK Kukar Sinergikan Program Pemkab dengan Gelar Rakor
“Masuk ke Kukar, Pemkab Kukar akan memvaksin hewan ternak. Kami cuma antisipasi untuk berjaga-jaga,” katanya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin (29/05/2023).
Ia menjelaskan, sapi dari Pulau Jawa tak diperkenankan masuk ke Kukar. Sebab ada penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol.
Para pedagang juga diimbau dan tidak direkomendasikan membeli sapi dari Jawa. Sedangkan, kambing masih boleh masuk.
Mencegah berbagai kemungkinan, Distanak juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan sapi di setiap penjual. Sehingga masyarakat yang hendak membeli hewan kurban tidak khawatir lagi.
“Nanti kami periksa kesehatan sapi-sapi yang dari luar. Jika nanti ada gejala penyakit mulut dan kuku, kami tahan sapinya. Jadi nanti setiap ternak pedagang diperiksa dinas,” ujarnya.
Baca Juga:Bupati Kukar Edi Damansyah Minta Bankaltimtara Permudah Penyaluran Kredit
Aji Gozali memastikan, kebutuhan sapi dan kambing di setiap kecamatan terpenuhi. Pemkab Kukar telah melebihi jumlah kouta hewan ternak.
“Insyallah kebutuhan Kukar akan terpenuhi,” ucap Gozali mengakhiri.