Minus 20 Persen, Siswa SMPN 1 Bontang Giliran Pakai Ruang Kelas, Jam Belajar Dikurangi

Proyek yang menelan biaya Rp 6,6 miliar dan dikerjakan oleh CV Amra Mandiri dihentikan.

Denada S Putri
Selasa, 12 Desember 2023 | 18:15 WIB
Minus 20 Persen, Siswa SMPN 1 Bontang Giliran Pakai Ruang Kelas, Jam Belajar Dikurangi
Proyek pengerjaan gefung SMP Negeri 1 Bontang. [KlikKaltim.com]

SuaraKaltim.id - Pemutusan kontrak kerja kontraktor pelaksana proyek pembangunan ruang kelas di SMP Negeri 1 Bontang berimbas dengan jadwal belajar murid di sekolah.

Pihak sekolah pun akhirnya tetap melanjutkan skema pembelajaran yang dibagi menjadi 2 waktu hingga 2024 mendatang. 

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bontang Riyanto mengatakan, para peserta didik sudah menunggu untuk menggunakan ruangan kelas baru yang dibangun pada 2023 ini. 

Namun, apalah daya, proyek yang menelan biaya Rp 6,6 miliar dan dikerjakan oleh CV Amra Mandiri dihentikan. Lantaran, progres yang sudah minus mencapai 20 persen. 

Baca Juga:Ada 5 Orang Anggota Satpol PP Bontang Positif Sabu, 4 TKD, 1 ASN

Minus 7 Kelas 

Alasan penambahan ruang kelas baru itu dikarenakan jumlah kelas masih belum cukup. Saat ini total Rombongan Belajar (Rombel) sebanyak 25. Sedangkan, ruang kelas hanya tersedia 18 ruangan. 

"Artinya kita masih lanjutkan skema 2 shift. Padahal kita berharap sudah ini selesai dan semua bisa merasakan sekolah di satu waktu," ucap Riyanto, disadur dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Selasa (12/12/2023). 

Imbas dari ruangan kelas yang digunakan bergilir, pihak sekolah terpaksa memangkas jam belajar para murid. Semula 1 mata pelajaran dibutuhkan 40 menit, kini dipangkas 10 menit agar rombongan kelas lainnya tak lama menunggu. 

Kepada wali murid dirinya meminta pengertian karena skema sekolah masih menggunakan shift. Dirinya juga memastikan proses belajar mengajar akan tetap berlangsung maksimal meski dengan keterbatasan ruangan. 

Baca Juga:Nama Anggota DPRD Bontang sampai ASN Masuk Daftar Miskin Ekstrim di BPS

"Kepada wali murid kami minta bersabar. Pembelajaran terpaksa tetap 2 shift karena bangunan sekolah ternyata belum selesai," sambungnya. 

Mengkonfirmasi hal itu, Disdikbud Bontang mengupayakan pengerjaan RKB baru tetap bisa dikerjakan. Meski diputus kontrak, pelaksana pengerjaan diminta menyelesaikan atap dan lantai dasar bangunan. 

Kabid Pendidikan Dasar Disdikbud Bontang Nurhadi mengaku, pada 2024 nanti lantai dasar bisa di gunakan. Meski begitu usulan itu masih akan dipertimbangkan terlebih dahulu. 

Mengingat di bagian atap belum sepenuhnya rampung dikerjakan oleh kontraktor yang sudah diputus kontraknya per Selasa (12/12/2023) ini. 

"Kita upayakan bisa terpakai lah yang lantai dasar. Cuman melihat situasi dan kondisi nanti," lugas Nurhadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini