Mulai dari kegiatan investigasi kontak pasien TBC, hingga melakukan skrining di populasi khusus seperti lapas/rutan, pesantren, hingga tempat kerja dan wilayah padat penduduk.
"Kami juga berupaya dalam penyediaan sarana diagnosis dan obat anti TBC yang mudah diakses masyarakat secara gratis," ucapnya.
Kemudian, ia juga membeberkan sejumlah permasalahan utama yang dihadapi oleh Diskes Samarinda, dalam penanggulangan TBC tersebut.
Banyak sekali masyarakat yang putus berobat/tidak berobat tuntas selama 6 bulan berturut-turut. Hal ini sangat berdampak pada perluasan angka TBC di Samarinda yang kian meningkat setiap saat.
Baca Juga:Alasan Pemprov dan DPRD Kaltim Tak Sepakat Larang Iklan Rokok di Balikpapan
Dalam hal ini, pihaknya berharap agar masyarakat bisa memiliki atensi dalam penyakit TBC, agar memudahkan Dinas Kesehatan Kota Samarinda dalam mengontrol dan mengatasi permasalahan TBC yang ada.
"Tentu ini butuh dukungan dari semua pihak, baik itu pemerintah, swasta, akademisi, media massa, serta LSM dan masyarakat dalam menanggulangi kasus TBC di Samarinda," tutupnya.