SuaraKaltim.id - Umumnya, kegiatan branding melekat pada citra dari produk atau perusahaan. Akan tetapi, hal tersebut bukan cuma dibutuhkan oleh perusahaan saja, melainkan individu jjuga tentu memerlukan branding yang kuat.
Branding diperlukan oleh content creator. Mereka dituntut untuk punya persona dan karakter yang kuat. Personal branding tentu menjadi hal yang krusial bagi para pembuat konten.
Dalam masalah itu, personal branding jadi salah satu cara yang biasa dilakukan oleh seorang kreator untuk menyatakan value yang mereka miliki.
Seperti yang dilakukan Rifky Al Faris dan Rizky Mario. Keduanya merupakan pemuda asli Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam acara Helo Talk dengan tema "Building a personal brand as a content creator" mereka membagikan pengalamannnya.
Baca Juga:Suami Sakit Stroke Digotong dan Saksikan Istri Nikah Lagi, Cuma Konten?
Acara itu berlangsung pada Rabu (27/12/2023) lalu, di Raga Coffee and Space, Samarinda. Peserta yang hadir berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari pelajar, mahasiswa, sampai ibu rumah tangga.
Rizky Mario mengaku, sebelumnya ia tak berniat untuk menekuni pekerjaan sebagai pembuat konten. Sejak pandemi Covid-19, tepatnya di awal 2020, ia baru mulai terjun ke dunia tersebut.
"Awalnyya cuma iseng membuat konten. Terus jadi tiap hari. Karena aku pernah dengar salah satu konten kreator (mengatakan), kita tuh enggak pernah tahu rejeki kita (ada) di konten yang mana. Karena itu, sehari aku bisa bikin 3 sampai 4 konten," jelasnya saat menjadi narasumber di acara Helo Talk, dikutip Sabtu (30/12/2023).
Ia mengatakan, konten pertama yang ia buat adalah soal lingkungan di sekitar rumahnya yang berada di Paser. Khususnya tepat di depan rumahnya.
Ia menyebut, di wilayah depan rumahnya masih dipenuhi pepohonan seperti di hutan. Walaupun, ada beberapa pengusaha di sektor perumahan yang mulai membangun proyeknya.
Baca Juga:Buat Konten Joget di Mekkah, TikToker Samarinda Disebut Masih SMP
"Kebetulan konten pertama yang aku buat kayak kondisi di depan rumahku. Karena aku ini kan tinggalnya di Paser, (di sana) masih cenderung dengan (suasana) hutan. Mungkin sekarang lagi banyak (pengusaha) perumahan yang mau masuk. Nah jadi sebelum itu aku bikin konten, aku mau nunjukkin ke audience aku (walaupun) belum ada followers sih aku. Tapi, aku upload aja, ternyata ramai," terangnya.
Dari kontennya itu, ia mengklaim banyak warganet yang mulai bertanya. Khususnya tentang Kalimantan.
Ia menjawab beberapa warganet yang penasaran akan hal tersebut. Ada yang dijawab dengan spontan dan iseng, ada juga yang dijawab dengan serius.
Ia menuturkan, konten kedaeerahan memang diminati audience. Ia pun rutin membuat hal tersebut berdasarkan konsep.
"Aku konsepin video-video yang ramai sebelumnya. Dari bahasa sampai budaya di sana," tegasnya.
Rifky juga memberiikan tanggapan. Ia menyatakan juga menjadi pembuat konten bukan hal yang ia bayangkan.
Keisengan pun menjadi dasar awal dirinya membuat konten. Hal itu terjadi di waktu yang hampir sama dengan Rizky.
"Sebelum pandemi aku kerja sambil kuliah juga. Berbagai macam profesi aku jalani, mulai dari waitress, satpam, tukang bersih-bersih, itu pernah. Di satu titik momen, ada pengurangan pegawai dan aku mencari pekerjaan di industri kreatif dan online," tuturnya.
Bermula ingin menjadi copy writer, ia memulai langkahnya menjadi pembuat konten. Saat itu ia membuat konten makanan.
Ia tak sangka penontonnya banyak. Sampai membuatnya ada di posisi saat ini.
"Enggak pernah menyangka sih bisa jadi content creator. Aku terima aja semuanya, sekarang difokusiin, dikerjain. Gimana caranya harus bisa bertahan dan berkelanjutan," tegasnya.
Dari semua konten yang mereka buat, keduanya menjabarkan ada usaha tersendiri. Mulai dari niat sampai motivasi.
Keduanya mengklaim, dua hal tersebut sangat berpengaruh untuk mengerjakan konten. Dan, membuat penonton juga tertarik.
"Harus semangat, creator harus semangat dan penuh mood bagus. Punya jalan cerita yang menarik, berkonsep," sahut Rizky.
Rifky menyatakan, saat ini teman-teman terdekatnya juga ikut menjadi pembuat konten. Tak jarang ada yang meminta saran kepadanya yang lebih dulu terjun ke dunia tersebut.
Ia dengan senang hati memberikan masukan. Saat ini ia sering melakukan analisa dari konten-konten yang ia buat.
"Seminggu aku bisa upload 20 sampai 30 konten. Dari 20 konten itu, yang paling ramai yang mana, itu yang aku lanjutkan," sebutnya.
Untuk pengikut dan penonton, mereka menyatakan memikirkan dengan matang soal impact dan manfaat dari konten mereka yang ditonton. Tak jarang, ada hal-hal tertentu yang membekas untuk mereka.
"Kerjasama dengan brand besar, punya relasi yang luas dari dalam dan luar kota. Itu membuat banyak rejeki lain yang datang ke kita," aku keduanya.
Untuk diketahui, Helo Talk sendiri sudah 6 kali dilakukan. Kegiatan itu bersinergi dengan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian.