Daftar Prosesi Adat Pengantin Dayak Kanayatn Beserta Maknanya

Suku Dayak Kanayatn memiliki ritual adat khusus bagi kedua mempelai

Muhammad Yunus
Kamis, 11 Januari 2024 | 18:37 WIB
Daftar Prosesi Adat Pengantin Dayak Kanayatn Beserta Maknanya
Suku Dayak Kanayatn memiliki ritual adat khusus bagi kedua mempelai yang hendak melangsungkan perkawinan [Istimewa]

SuaraKaltim.id - Suku Dayak Kanayatn memiliki ritual adat khusus bagi kedua mempelai yang hendak melangsungkan perkawinan.

Biasanya, peralatan dan bahan upacara perkawinan adat Dayak Kanayant tergantung pada model perkawinan yang akan digelar.

Tetapi, ada peralatan dan bahan umum yang diperlukan seperti kue tumpik (curu), babi, ayam, nasi pulut, uang logam, pakaian laki-laki, dan kain tenun.

Kemudian, pelaksanaan upacara adat perkawinan Dayak Kanayant digelar dalam beberapa tahap.

Baca Juga:Mengenal Naik Dango, Upacara Adat Khas Masyarakat Dayak Kanayatn

Di antaranya tunang, balawang karamigi, bisik gumi, pasamean, dan prabut pelaminan. Berikut daftar prosesi adat pengantin Dayak Kanayant dan maknanya:

1. Tunang

Tunang dalam tahap ini adalah orang tua mempelai laki-laki meminta kepada orang tua perempuan untuk meminang anaknya. Pada umumnya, lamaran ini akan diterima.

Saat ini, sistem tunangan ini masih dilakukan meskipun sebenarnya antara kedua calon sudah saling mengenal dan bersepakat untuk menikah.

2. Bisik Gumi

Baca Juga:Upacara Tiwah, Perjalanan Tradisi Kematian Suku Dayak yang Berusia Ratusan Tahun

Tahap ini adalah tahap di mana orang tua laki-laki memanggil segala warisnya yang terdiri dari dua saudara pihak bapak dan ibu (4 waris), untuk berunding dan kemudian memilih seorang patone.

Hal yang dirundingkan adalah menyelidiki apakah calon menantu perempuan yang dipilih masih terikat keluarga atau tidak, dan untuk mengetahui apakah calon menantu perempuan itu cocok dijadikan istri.

3. Pasamean

Pasamean merupakan adat dimana tuan rumah akan menggelar adat bakomo mantah, yaitu membuat tambul, tumpik, nasi pulut, dan menyembelih seeokor ayam. Semua bahan itu akan dimasak, lalu dimakan bersama.

Setelah persetujuan ini, pihak perempuan biasanya akan mengirimkan sebentuk cincin kepada calon mempelai laki-laki. Pada saat itu, mereka akan menentukan hari perkawinan.

4. Prabut Pelaminan

Setelah kedua belah pihak setuju, maka dilanjutkan dengan Prabut Pelaminan. Patone akan mendatangi keluarga kedua mempelai untuk menanyakan kelengkapan segala persyaratan.

Jika sudah lengkap, patone akan bertanya perkawinan akan digelar dengan cara apa, apakah begawe jambu Jawa (kedua belah pihak orang kaya dengan pesta besar), begawe mokongi (keduanya keluarga sederhana), atau begawe ngalalak copak (kedua keluarga amat sederhana). Jika sudah memilih salah satu, perkawinan akan segera digelar.

Kontributor : Maliana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini