Mengenal Cagar Alam Padang Luway yang Jadi Habitat Asli Anggrek Hitam

Cagar alam Padang Luway ini baru diresmikan menjadi cagar agam pada tahun 1967 setelah sebelumnya pada 1934 hanya sebuah monumen alam,

Bella
Sabtu, 27 Januari 2024 | 14:43 WIB
Mengenal Cagar Alam Padang Luway yang Jadi Habitat Asli Anggrek Hitam
Tanaman Endemik Anggrek Hitam (PT Pupuk Kalimantan Timur)

SuaraKaltim.id - Kalimantan Timur memiliki deretan cagar alam unik dan salah satunya adalah cagar alam Padang Luway.

Cagar alam Padang Luway ini merupakan cagar alam yang terletak di Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

Cagar alam Padang Luway ini baru diresmikan menjadi cagar agam pada tahun 1967 setelah sebelumnya pada 1934 hanya sebuah monumen alam.

Kemudian Surat Keputusan Menteri Pertanian pada tanggal 29 Oktober 1982 mengukuhkan perluasan Cagar Alam Padang Luway dari 1000 Hektare menjadi 5000 Hektare.

Baca Juga:Tari Ngerangkau, Tarian Khusus Suku Dayak Benuaq saat Upacara Kematian

Sebenarnya, tujuan awal dari pembentukan Cagar Alam Padang Luway adalah menjadi kawasan konservasi.

Terlebih kawasan yang melindungi kondisi alam yang masih asli di ekosistem berpasir atau kersik Luway.

Ekosistem ini merupakan habitat alami anggrek hitam (Coelogyne pandurata) dan jenis-jenis anggrek yang dilindungi lainnya.

Selama musim bunga, terdapat ratusan kuantum bunga anggrek hitam yang bisa dijumpai di cagar alam ini.

Namun, sekarang habitat asli anggrek hitam mulai mengalami penurunan karena semakin mengecilnya lahan hutan di Kalimantan.

Baca Juga:Anies Baswedan Aman, Polda Kaltim Tangkap Terduga Pengancaman

Cagar Alam Padang Luway juga bertujuan melindungi berbagai jenis flora dan fauna lain seperti Medang (Dehasia sp), Pelaga (Schima wallichii), Way (Euginia sp), Buyun (Ardisia sp), Gerunggang (Syzygium sp), Nyerapi (Calophyllum gloucum) dan lainnya.

Sedangkan fauna yang dilindungi ialah Babi hutan (Sus barbatus), Warik (Macaca fascicularis), Owa-owa (Hylobates muellerii), Rusa (Cervus unicolor), Kijang (Muntiacus muntjak), Kancil/Pelanduk (Tragulus javanicus), Kadal (Tiliqua sp), Biawak (Varanus salvator), dan Enggang/rangkong (Buceros sp).

Lokasi Cagar Alam Padang Luway ini dapat dikunjungi dengan kendaraan darat dari Kota Samarinda ke Melak dengan jarak 400 kilometer.

Lamanya perjalanan melalui daratan lebih dari 9 jam dan bila menggunakan kendaraan air, lama tempuhnya lebih dari 7 jam.

Cagar Alam Padang Luway juga dapat dikunjungi dengan menggunakan pesawat udara dari Bandara Temindung menuju Melak dengan waktu penerbangan lebih dari 45 menit.

Kemudian, perjalanan dilanjutkan dari Kecamatan Melak menuju Desa Sekolaq Darat dengan jarak lebih dari 12 kilometer.

Dari Desa Sekolaq Darat menuju ke Cagar Alam Padang Luway harus ditempuh dengan kendaraan darat sejauh lebih dari 4 kilometer. Waktu tempuhnya lebih dari 30 menit.

Kontributor : Maliana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak