Tari Ngerangkau, Tarian Khusus Suku Dayak Benuaq saat Upacara Kematian

Upacara kematian yang biasa dilakukan oleh suku Dayak Benuaq ini memiliki tiga rangkaian dan puncaknya adalah Ritual kwangkey atau kuangkay,

Bella
Sabtu, 20 Januari 2024 | 19:10 WIB
Tari Ngerangkau, Tarian Khusus Suku Dayak Benuaq saat Upacara Kematian
Tari Ngerangkau, Tarian Khusus Suku Dayak Benuaq saat Upacara Kematian. (Kemendikbud)

SuaraKaltim.id - Salah satu ritual keagamaan terkenal dari suku Dayak Benuaq yang tinggal di pedalaman Kalimantan Timur adalah upacara adat kwangkey atau kuangkay.

Upacara kematian yang biasa dilakukan oleh suku Dayak Benuaq ini memiliki tiga rangkaian dan puncaknya adalah Ritual kwangkey atau kuangkay.

Uniknya, dalam Ritual kwangkey atau kuangkay ini terdapat sebuah tarian yang ditampilkan bernama Tari Ngerangkau.

Tari Ngerangkau adalah tarian yang khusus dilaksanakan pada upacara adat kematian kwangkay.

Baca Juga:Anies Baswedan Aman, Polda Kaltim Tangkap Terduga Pengancaman

Tarian ini sudah ada sejak dahulu dan turun temurun hingga saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat suku Dayak Benua dan Tunjung.

Dalam pelaksanaan upacara adat Kwangkay, tarian Ngerangkau ini dapat dibedakan dalam tiga bagian dengan melihat waktu dan tempat.

Di antaranya Tari Ngerangkau bini (wanita) yaitu tarian yang khusus ditarikan oleh wanita dari keluarga yang sudah meninggal.

Tarian Bini ini dilakukan pada malam hari sewaktu diadakan pesta dirumah kediaman atau di tempat peti jenazah disemayamkan.

Kemudian kedua adalah tari Ngerangkau laki, yang ditampilkan oleh pria atau sesepuh desa yang telah ditunjuk oleh Sentangis atau Pawang yang menari pada malam hari.

Baca Juga:Sejarah Berdirinya Kota Tenggarong di Kalimantan Timur

Terakhir Tari Ngerangkau bersama yang ditarikan oleh keluarga yang meninggal baik pria maupun wanita serta semua undangan yang hadir.

Dikutip dari laman Kemendikbud, mereka menari saat membawa tulang tengkorak yang sudah dimasukkan ke dalam peti selimat (peti tengkorak).

Tempat menari pun biasanya dilakukan di halaman rumah atau di pekarangan yang luas.

Dalam menampilkan tari Ngerangkau tersebut, tidak ada persiapan dan latihan secara khusus karena gerak tari yang dilakukan bersifat spontanitas.

Selain itu, para penari saat tampil menari diyakini sebagai arwah dari roh para leluhur.

Untuk itu, bentuk dan kualitas pertunjukan dalam tarian bukan merupakan tujuan utamanya, tetapi fungsi dan kandungan makna dari tarian itu yang lebih utama.

Saat ini, hampir semua daerah di kampung baik Tunjung maupun Benuaq masih melaksanakan ritual tersebut.

Kontributor : Maliana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini