SuaraKaltim.id - Kelentangan merupakan salah satu musik tradisional yang berasal dari suku Dayak Benuaq. Sebagian masyarakat suku Dayak Benuaq menyebut kelentangan dengan musik Domeq yang biasanya dimainkan saat ada kepentingan tertentu.
Tetapi sebutan musik Domeq ini tidak popular dan masyarakat suku Dayak Benuaq lebih senang menyebut dengan sebutan Kelentangan. Biasanya, kelentangan dimainkan sebagai iringan tarian hiburan maupun untuk keperluan ritual.
Musik kelentangan juga disajikan tidak pernah secara utuh sebagai pertunjukan musik, tetapi selalu berbentuk kesenian gabungan. Lantas mengapa dinamakan sebagai Kelentangan? rupanya nama kelentangan sendiri juga sama seperti halnya musik non literat yang lain.
Dikutip dari laman Kemendikbud, hingga saat ini belum ada data otentik yang menjelaskan sejak kapan penamaan kelentangan ini ada. Masyarakat setempat juga belum mengetahui secara pasti kapan awal penggunaan nama kelentangan digunakan.
Baca Juga:Mengenal Naik Dango, Upacara Adat Khas Masyarakat Dayak Kanayatn
Menurut mereka, nama kelentangan itu sudah ada sejak zaman dahulu dan merupakan peninggalan leluhur. Sebagian mereka mengatakan penyebutan kelentangan diambil dari salah satu nama alat musik yang digunakan.
Instrument kelentangan terlihat paling menonjol baik dari segi bunyi yang menghasilkan suara tang-tang dan fungsinya Kelentangan sangat dominan.
Penyebutan dari nama alat musik ini sesuai dengan teori yang disampaikan I Wayan Tusan bahwa ada dua cara pendekatan dalam penyebutan nama musik, yaitu secara aliterasi dan onomatopedi.
Aliterasi adalah nama yang diambil berdasarkan ciri-ciri atau bunyi yang paling dominan dalam ansambel musik tersebut, seperti kelentangan ini.
Sementara onomatopedi adalah penamaan musik yang diambil berdasarkan bunyi instrument yang ditirukan dengan mulut.
Baca Juga:Upacara Tiwah, Perjalanan Tradisi Kematian Suku Dayak yang Berusia Ratusan Tahun
Kontributor: Maliana