Tidak hanya di hulu, delegasi Kaltim juga berkesempatan mengamati rantai proses produksi di tingkat hilir dengan mengunjungi pabrik Super Frío, yang memproduksi es krim berbahan dasar buah lokal Amazon.
Perusahaan ini telah beroperasi sejak 2006 dan menjadi model sejak 2006 dan menjadi model bagaimana sektor industri dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi regional tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.
"Kita berharap dapat mengadaptasi atau mengkolaborasi praktik-praktik berkelanjutan ini di Indonesia. Khususnya dalam mempertahankan komitmen dan konsistensi pengelolaan hutan berbasis masyarakat dan agroforestri yang selaras dengan visi pembangunan hijau di Provinsi Kalimantan Timur," kata Ujang Rachmad.
Hari berikutnya, Jumat, 11 Oktober 2024, Delegasi Kaltim menghadiri Rapat Bisnis Governor's Climate and Forest-Task Force. Dalam rapat tahunan tersebut, Gubernur Ucayalli, Mr Manuel Gambini Rupay membuka diskusi dengan menekankan perlunya sinergi internasional untuk menjaga hutan tropis dan mendukung ekonomi berbasis hutan.
Baca Juga:Gebyar Anugerah Literasi Kaltim: 32 Penghargaan untuk Para Pegiat yang Menginspirasi
Selanjutnya, Koordinator GCF-TF Indonesia Syahrina D Anggraini mewakili anggota regional GCF-TF Indonesia menegaskan provinsi-provinsi di Indonesia tetap berkomitmen menjaga hutan dan mengurangi emisi. Kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting, termasuk untuk memperoleh dukungan pendanaan yang bisa menutup celah-celah aksi yang belum terdanai. (Nad/ADV/Diskominfo Kaltim).