“Dalam hal ini tenaga kesehatan atau mungkin orang-orang yang bisa dipercaya sebagai yang bisa mendengarkan itu,” sambungnya.
Rani juga berharap film Mahakam Love Story bisa dibuat dalam versi lebih panjang (extended version) agar cerita dari sudut pandang karakter lain bisa lebih tergali.
“Yang paling penting adalah bukan terkait masalahnya. Tapi, bagaimana si aktor ini berjuang melawan trauma menghadapi traumatisnya, menerima kondisi ini sebagai bagian dari yang sudah dialami,” tuturnya.
Sebagai catatan, Mahakam Love Story merupakan karya sineas lokal Samarinda yang diproduksi bersama Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur (Kaltim).
Baca Juga:Alam Bernyanyi, Gerakan Kecil untuk Masa Depan Hijau
Film ini tidak hanya mengangkat isu sosial, tetapi juga bertujuan mempromosikan potensi pariwisata, terutama keindahan Sungai Mahakam.
Berbeda dengan promosi wisata pada umumnya yang mengandalkan video pendek, vlog, foto, atau tulisan, mereka memilih media film pendek bergenre percintaan.
Film ini merupakan produksi kedua Dispar Kaltim sepanjang 2023, setelah sebelumnya merilis film pendek horor berjudul Hantu Banyu.
Kontributor: Giovanni Gilbert
Baca Juga:Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik