Bawang dan Beras Makin Mahal? Kaltim Catat Inflasi Juni 0,54 Persen

Sementara itu, inflasi secara tahunan (year on year/yoy) mencapai 1,62 persen, dan secara tahun kalender (year to date/ytd) sebesar 1,85 persen.

Denada S Putri
Kamis, 03 Juli 2025 | 19:36 WIB
Bawang dan Beras Makin Mahal? Kaltim Catat Inflasi Juni 0,54 Persen
Penjual bawang merah di Pasar Segiri Samarinda. [Ist]

SuaraKaltim.id - Inflasi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Juni 2025 mengalami kenaikan yang dipicu oleh meningkatnya permintaan selama momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha dan masa liburan sekolah.

Kenaikan harga terjadi pada sejumlah komoditas pangan utama seperti beras, bawang merah, dan tomat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, menjelaskan bahwa inflasi bulanan (month to month/mtm) pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,54 persen.

Sementara itu, inflasi secara tahunan (year on year/yoy) mencapai 1,62 persen, dan secara tahun kalender (year to date/ytd) sebesar 1,85 persen.

Baca Juga:Pemprov Kaltim Perkuat SP4N-LAPOR! Lewat Pelatihan ASN se-Kabupaten/Kota

Hal itu diungkapkan Budi dalam keterangan resminya yang dikutip dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 3 Juli 2025.

“Inflasi Juni terjadi setelah sebelumnya pada Mei 2025 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,35 persen (mtm). Namun secara tahunan, angka inflasi Kaltim masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 1,87 persen (yoy),” ungkapnya.

Pendorong utama inflasi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan kontribusi sebesar 0,21 persen (mtm).

Lonjakan permintaan selama perayaan Iduladha dan berkurangnya pasokan dari daerah penghasil turut mendorong kenaikan harga pada beberapa komoditas hortikultura.

Tak hanya sektor pangan, kelompok transportasi juga memberikan andil terhadap inflasi akibat meningkatnya mobilitas masyarakat saat dua kali libur panjang di Juni.

Baca Juga:Kaltim Serius Berantas Truk ODOL, Operasi Patuh Dimulai Juli 2025

Meski demikian, tekanan inflasi tertahan oleh kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga yang mengalami penurunan harga.

Untuk menjaga stabilitas harga, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kaltim terus menggiatkan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Fokus utamanya adalah memperkuat ketahanan pasokan melalui peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.

Beragam bantuan telah diberikan seperti alat pertanian modern (agriculture drone sprayer, combine harvester), pupuk, hingga penerapan sistem pertanian digital.

TPID juga bekerja sama dengan Bulog dan TNI dalam menyerap gabah kering panen guna menjaga keterjangkauan harga saat panen raya.

Selain itu, digelar pula pasar murah dan operasi pasar di sejumlah daerah, termasuk oleh TPID Kutai Timur (Kutim), TPID Provinsi Kaltim, dan TPID Kota Samarinda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini