Dekat IKN, Desa Giri Mukti Tunjukkan Potensi Jadi Sentra Hortikultura Kaltim

Program ini dikenal dengan nama KENARI (Ketahanan Pangan Giri Mukti) dan mendapatkan dukungan dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan.

Denada S Putri
Rabu, 09 Juli 2025 | 21:31 WIB
Dekat IKN, Desa Giri Mukti Tunjukkan Potensi Jadi Sentra Hortikultura Kaltim
Desa Giri Mukti di PPU. [Ist]

SuaraKaltim.id - Desa Giri Mukti di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kini menjelma menjadi salah satu kawasan pertanian yang produktif di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kesuksesan ini berawal dari inisiatif warga mengolah lahan tidak produktif menjadi ladang hortikultura yang bernilai ekonomi.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Giri Mukti, Hendro Jatmiko, Selasa, 8 Juli 2025.

“Sejak 2022, kami mengembangkan pertanian hortikultura dan dikerjakan kelompok tani,” ujar Hendro, disadur dari ANTARA, Rabu, 9 Juli 2025.

Baca Juga:Tarif Rp 700 Ribu Sekali Kencan: Bisnis Gelap Ikut Tumbuh di IKN

Program ini dikenal dengan nama KENARI (Ketahanan Pangan Giri Mukti) dan mendapatkan dukungan dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan.

Pendampingan diberikan mulai dari pengolahan lahan, budidaya tanaman, hingga pengolahan limbah dapur dan pasar menjadi pupuk organik menggunakan mesin pencacah sederhana.

“Dulu lahan ini kosong, selain bisa ditanami cabai, tomat, melon, dan jagung, juga ada sayuran lain. Untuk pupuknya kami buat sendiri dari limbah dapur dan pasar,” terang Purwanto, anggota Kelompok Tani Kenari.

Salah satu komoditas andalan yang sukses dikembangkan adalah melon.

Hasil panen melon secara massal pada akhir Juni 2025 menjadi penanda keberhasilan program ini.

Baca Juga:IKN Dongkrak Ekonomi Penajam: Pertumbuhan Tembus 23 Persen

Selain itu, Kelompok Tani Sawit Lestari berhasil mengelola 10 hektare lahan jagung, dengan produksi rata-rata 5,5 ton per hektare dan harga jual mencapai Rp5 juta per ton di pasar lokal.

Pasar utama dari hasil pertanian Giri Mukti berada di Balikpapan dan Penajam, menyasar kebutuhan rumah tangga dan warung makan.

Sejumlah kelompok tani bahkan mulai merambah kerja sama distribusi yang lebih luas untuk memperkuat mata rantai pemasaran.

Program ini tak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga menyentuh aspek pelatihan kemasan, strategi pemasaran, dan pengolahan pakan ternak secara fermentasi untuk meningkatkan nilai tambah petani.

“Dulu banyak yang ragu bertani karena hasilnya tidak pasti. Sekarang mereka lihat sendiri, ada hasil, ada pasar,” ungkap Hendro, menggambarkan perubahan mindset warga desanya.

Bagi PT KPI Unit Balikpapan, keterlibatan dalam program ini mengantarkan mereka meraih penghargaan Nusantara CSR Award 2025.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini