Dekat IKN, Desa Giri Mukti Tunjukkan Potensi Jadi Sentra Hortikultura Kaltim

Program ini dikenal dengan nama KENARI (Ketahanan Pangan Giri Mukti) dan mendapatkan dukungan dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan.

Denada S Putri
Rabu, 09 Juli 2025 | 21:31 WIB
Dekat IKN, Desa Giri Mukti Tunjukkan Potensi Jadi Sentra Hortikultura Kaltim
Desa Giri Mukti di PPU. [Ist]

Namun, KPI menekankan bahwa yang terpenting bukanlah penghargaan, melainkan keberlanjutan inisiatif.

“Yang lebih penting adalah bagaimana program ini bisa bertahan dan terus berkembang,” tegas Humas PT KPI Unit Balikpapan, Dodi Yapsenang.

Proyek IKN Kembali Jalan, Penerimaan Pajak Daerah Penajam Ikut Terdongkrak

Setelah sempat melambat akibat penundaan proyek-proyek nasional, geliat pembangunan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), mulai memberi dampak positif pada penerimaan daerah.

Baca Juga:Tarif Rp 700 Ribu Sekali Kencan: Bisnis Gelap Ikut Tumbuh di IKN

Kepala Badan Pendapatan (Bapenda) PPU, Hadi Saputro, mengungkapkan bahwa sektor Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) kembali menunjukkan tren kenaikan sejak proyek-proyek IKN dilanjutkan.

Hal itu disampaikan Hadi saat berada di Penajam, Rabu, 9 Juli 2025.

"Awal tahun pemerintah pusat sempat menahan proyek IKN," ujar Hadi disadur dari ANTARA di hari yang sama.

Kebijakan efisiensi belanja negara (APBN) di awal tahun menyebabkan sejumlah sektor terimbas langsung, khususnya pada pajak hiburan, perhotelan, serta makanan dan minuman.

Namun, kini seiring mulai berjalannya kembali konstruksi dan aktivitas ekonomi di kawasan IKN, kontribusi pajak dari sektor-sektor tersebut mulai bergerak naik.

Baca Juga:IKN Dongkrak Ekonomi Penajam: Pertumbuhan Tembus 23 Persen

"Pergerakan realisasi PBJT itu mulai bergerak perlahan setelah beberapa proyek IKN mulai dikerjakan," jelasnya.

Hadi merinci capaian PBJT hingga pertengahan 2025. Di sektor jasa kesenian dan hiburan, realisasi mencapai Rp 34,8 juta atau 90 persen dari target Rp 38,7 juta.

Untuk pajak jasa perhotelan, sudah terealisasi Rp 314 juta, atau 51 persen dari target Rp 610 juta.

Sedangkan dari sektor makan dan minum, PAD yang terkumpul mencapai Rp 2,36 miliar atau 68 persen dari target Rp 3,5 miliar.

"PBJT tersebut antara lain, makan dan minuman, perhotelan serta jasa kesenian dan hiburan," tambahnya.

Dengan kembali bergeliatnya aktivitas ekonomi dan pembangunan fisik di wilayah Sepaku, pemerintah daerah berharap capaian pajak daerah bisa kembali optimal dan menutup target yang telah ditetapkan hingga akhir tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini