SuaraKaltim.id - Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menunjukkan ketegasannya dalam menanggapi pernyataan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Timur (Kaltim), Anwar Sanusi, yang menyebut pengelolaan sampah di Samarinda termasuk dalam kategori paling buruk secara nasional.
Pernyataan tersebut dinilai tidak hanya mencederai upaya Pemkot dalam membenahi persoalan lingkungan, tetapi juga dianggap menyakitkan bagi para petugas kebersihan yang bekerja keras setiap hari.
Hal itu disampaikan Andi Harun dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Samarinda, Rabu, 9 Juli 2025.
"Komentar kepala dinas lingkungan hidup provinsi yang tidak tahu menahu soal ini. Yang tidak mengerti masalah. Komentar, asal komentar, tidak jelas juntrungannya," tegas Andi Harun disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 10 Juli 2025.
Baca Juga:Di Balik Rakernas PKK, Ada Perjuangan Ribuan Kader dari Pelosok Negeri
Menurutnya, tidak ada rujukan resmi yang menyatakan Samarinda berada di posisi lima besar terburuk dalam pengelolaan sampah.
Justru, kata dia, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq pernah secara langsung memuji kesiapan Samarinda dalam melakukan transformasi dari sistem open dumping ke sanitary landfill.
“Kemudian akhirnya dibantah oleh Menteri Lingkungan Hidup sendiri. Bahwa Samarinda paling siap di Kaltim pengelolaan transformasi sampah dari dumping ke sanitary landfill,” ucapnya.
Andi Harun juga menyayangkan gaya komunikasi yang dipilih pihak provinsi.
Ia menilai, mestinya DLH Kaltim terlebih dahulu melakukan koordinasi atau pendekatan konstruktif jika memang ingin membantu memperbaiki kondisi pengelolaan sampah di ibu kota provinsi itu.
Baca Juga:Dari Samarinda ke IKN: Kaltim Jawab Kepercayaan Pusat Lewat Rakernas PKK
“Yang paling bagus sebenarnya, beliau itu panggil kita baik-baik. Ayo Samarinda, kita bareng-bareng perbaiki TPA kita. Itu baru membangun, itu namanya baru mengayomi,” imbuhnya.
Ia tak menampik masih ada persoalan yang belum tuntas. Namun, menurutnya, kritik terbuka tanpa dialog sebelumnya justru kontra produktif dan bisa menurunkan semangat para pegawai.
“Saya marah karena komentar itu seolah mengabaikan kerja keras para pegawai di lapangan yang siang malam bekerja mengurus persoalan ini,” tandasnya.
Melalui pernyataannya, Wali Kota Andi Harun menegaskan bahwa pengelolaan sampah di Samarinda bukan perkara sepele yang bisa dinilai sepihak, melainkan upaya kolektif yang membutuhkan kolaborasi, bukan konfrontasi.
DPRD Samarinda Turun Tangan, Pendirian Gereja Toraja Akan Dimediasi Ulang
Polemik pendirian Gereja Toraja di Kelurahan Sungai Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang, terus berlanjut dan kini masuk ke meja legislatif.