EBIFF 2025: Panggung Dunia untuk Kekayaan Budaya Kalimantan Timur

Penampilan mereka akan membawa ragam seni pertunjukan khas masing-masing negara, menciptakan ruang lintas budaya yang harmonis di Bumi Etam.

Denada S Putri
Rabu, 23 Juli 2025 | 21:10 WIB
EBIFF 2025: Panggung Dunia untuk Kekayaan Budaya Kalimantan Timur
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim Sri Wahyuni. [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus bersiap menjadi tuan rumah gelaran seni berskala internasional bertajuk East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025, yang akan berlangsung selama sepekan di Kota Samarinda pada 24–30 Juli mendatang.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim, Sri Wahyuni, menegaskan bahwa event budaya ini bukan hanya ajang tahunan biasa, tetapi menjadi momen strategis untuk menampilkan wajah Kaltim di panggung budaya dunia.

Hal itu disampaikan Sri Wahyuni saat memimpin rapat finalisasi di Ruang Rapat Sapta Pesona Dinas Pariwisata Kaltim, Selasa, 22 Juli 2025.

“Demi kelancaran festival ini, diperlukan pendukung seperti simulasi kesiapan teknis untuk di setiap checked point. EBIFF telah menjadi annual event atau tahunan sehingga tidak hanya menjaga namun kita harus meningkatkan kualitas dari penyelenggaraan acara,” kata Sri disadur dari ANTARA, Rabu, 23 Juli 2025.

Baca Juga:Pemprov Kaltim Minta Insiden Tandai-tandai Tidak Dibesar-besarkan

Festival rakyat berskala global ini bakal diikuti delegasi dari berbagai negara, seperti Polandia, Rusia, Romania, Korea Selatan, India, serta beberapa provinsi dari Indonesia sendiri.

Penampilan mereka akan membawa ragam seni pertunjukan khas masing-masing negara, menciptakan ruang lintas budaya yang harmonis di Bumi Etam.

“Kegiatan budaya ini bakal menjadi suguhan bagi masyarakat lokal untuk memberikan apresiasi terhadap kekayaan budaya yang dibawa oleh EBIFF,” jelasnya.

Menariknya, gelaran ini terbuka gratis untuk umum, tanpa pungutan biaya masuk.

Pemerintah berharap langkah ini mendorong lebih banyak warga datang langsung, berbaur dan turut merasakan atmosfer budaya dari berbagai penjuru dunia.

Baca Juga:Aksi Ajudan "Tandai Wartawan" Gegerkan Kantor Gubernur Kaltim

Menurut Sri Wahyuni, EBIFF bukan hanya ajang promosi budaya semata, melainkan juga wujud nyata komitmen Kaltim dalam pelestarian warisan seni tradisi yang makin rentan di tengah arus modernisasi global.

Tak hanya berdampak pada sisi budaya, festival ini juga diyakini bisa memantik pertumbuhan pariwisata lokal, serta memperluas jejaring kerja sama antarbangsa melalui pendekatan budaya yang inklusif.

“Keterlibatan peserta dari berbagai negara diharapkan bisa memperkuat hubungan antarbangsa melalui keindahan dan keberagaman budaya masing-masing,” tutur Sri Wahyuni.

Koperasi Merah Putih Tumbuh di Kaltim, Total 1.037 Telah Terbentuk

Provinsi Kaltim berhasil mencatatkan diri sebagai salah satu daerah pertama yang merampungkan pembentukan koperasi desa dan kelurahan Merah Putih di seluruh wilayah administratifnya.

Capaian ini mencerminkan respons cepat dan dukungan penuh terhadap program prioritas nasional sebagaimana diamanatkan pemerintah pusat.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Provinsi Kaltim, Heni Purwaningsih, saat menghadiri peluncuran Koperasi Kelurahan Merah Putih Lempake di Kecamatan Samarinda Utara, Senin, 21 Juli 2025.

"Terbentuknya 1.037 koperasi tersebut karena ada dua desa di Kabupaten Berau yang melebur jadi satu, yaitu Desa Sindung Indah dan Desa Batu Raja, sehingga menjadi satu koperasi Merah Putih Sindu Batu Raja," jelas Heni, disadur dari ANTARA, Rabu, 23 Juli 2025.

Capaian tersebut merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, yang ditujukan untuk memperkuat fondasi ekonomi masyarakat berbasis kewilayahan.

Merespons instruksi tersebut, Pemprov Kaltim langsung membentuk Satuan Tugas Percepatan Pembentukan dan Pengembangan Koperasi Merah Putih, yang bekerja lintas kabupaten/kota.

Saat ini, total koperasi Merah Putih di Kaltim telah mencapai 1.037 unit, tersebar di 10 kabupaten/kota, dengan dua koperasi ditetapkan sebagai model pengembangan, yakni Koperasi Kelurahan Merah Putih Lempake di Samarinda dan Koperasi Desa Putih Paser Belengkong di Kabupaten Paser.

Selain capaian tersebut, Heni juga menyampaikan bahwa enam daerah mengusulkan pembentukan koperasi tambahan. Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengusulkan lima koperasi baru, Berau empat, Samarinda dua, dan masing-masing satu dari Paser, Kutai Kartanegara (Kukar), serta Penajam Paser Utara (PPU).

Dalam pengembangannya ke depan, Pemprov Kaltim memprioritaskan penguatan kapasitas usaha koperasi, peningkatan partisipasi anggota, serta optimalisasi dampak ekonomi di tingkat desa dan kelurahan.

Kolaborasi lintas sektor menjadi syarat penting untuk keberlanjutan program ini.

"Kami sangat mengharapkan dukungan koperasi dan bersinergi dengan mitra pendukung, baik itu dari BUMN, BUMD, lembaga pembiayaan, maupun akademisi," tutur Heni.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini