SuaraKaltim.id - Dalam upaya memperluas cakupan layanan kesehatan hingga ke lini komunitas, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) terus mendorong inovasi berbasis kewilayahan.
Salah satu wujud terbarunya adalah peluncuran Klinik Koperasi Merah Putih di Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, yang menghadirkan model layanan kesehatan terintegrasi berbasis koperasi desa dan kelurahan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin, menyebut kehadiran klinik ini sebagai bagian dari transformasi layanan kesehatan yang tak hanya menitikberatkan pada pengobatan, namun juga pada peran promotif dan preventif.
Hal itu disampaikan Jaya ketika menghadiri peluncuran program Koperasi Merah Putih, di Lempake, Senin, 21 Juli 2025.
Baca Juga:Pengamat Unmul: Ajudan Gubernur Kaltim Perlu Belajar Hargai Kerja Jurnalis
“Klinik ini dirancang bukan sekadar tempat berobat. Tapi juga pusat edukasi masyarakat dan upaya pencegahan dini terhadap penyakit,” jelas Jaya disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu, 23 Juli 2025.
Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga yang berulang tahun.
Tak hanya gratis, hasil pemeriksaan tersebut langsung terhubung ke sistem digital Satu Sehat, sehingga pencatatan medis warga menjadi lebih efisien dan mudah diakses.
“Saya sudah coba sendiri, hasil pemeriksaan langsung masuk ke aplikasi Satu Sehat. Ini memudahkan warga, karena tidak perlu lagi ke puskesmas hanya untuk pengecekan dasar,” ujar Jaya.
Untuk tahap awal, layanan dasar di klinik ini didukung tenaga medis yang berkolaborasi dengan Kimia Farma, sembari menunggu hadirnya dokter tetap.
Baca Juga:Pemprov Kaltim Minta Insiden Tandai-tandai Tidak Dibesar-besarkan
Nantinya, warga bisa langsung menerima pengobatan dan resep tanpa perlu ke fasilitas kesehatan yang lebih jauh.
Sebagai bagian dari proses transisi, klinik ini sementara masih didampingi oleh puskesmas terdekat.
Namun ke depan, pengelolaan sepenuhnya akan diserahkan kepada pemerintah desa, sehingga menjadikan layanan kesehatan berbasis koperasi benar-benar dikelola secara mandiri oleh masyarakat lokal.
“Setelah perizinan lengkap dan ada dokter yang bertugas, masyarakat cukup datang ke klinik desa untuk berobat. Ini bentuk nyata dari kemandirian layanan kesehatan berbasis koperasi,” tegas Jaya.
Koperasi Merah Putih Tumbuh di Kaltim, Total 1.037 Telah Terbentuk
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil mencatatkan diri sebagai salah satu daerah pertama yang merampungkan pembentukan koperasi desa dan kelurahan Merah Putih di seluruh wilayah administratifnya.
Capaian ini mencerminkan respons cepat dan dukungan penuh terhadap program prioritas nasional sebagaimana diamanatkan pemerintah pusat.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Provinsi Kaltim, Heni Purwaningsih, saat menghadiri peluncuran Koperasi Kelurahan Merah Putih Lempake di Kecamatan Samarinda Utara, Senin, 21 Juli 2025.
"Terbentuknya 1.037 koperasi tersebut karena ada dua desa di Kabupaten Berau yang melebur jadi satu, yaitu Desa Sindung Indah dan Desa Batu Raja, sehingga menjadi satu koperasi Merah Putih Sindu Batu Raja," jelas Heni, disadur dari ANTARA, Rabu, 23 Juli 2025.
Capaian tersebut merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, yang ditujukan untuk memperkuat fondasi ekonomi masyarakat berbasis kewilayahan.
Merespons instruksi tersebut, Pemprov Kaltim langsung membentuk Satuan Tugas Percepatan Pembentukan dan Pengembangan Koperasi Merah Putih, yang bekerja lintas kabupaten/kota.
Saat ini, total koperasi Merah Putih di Kaltim telah mencapai 1.037 unit, tersebar di 10 kabupaten/kota, dengan dua koperasi ditetapkan sebagai model pengembangan, yakni Koperasi Kelurahan Merah Putih Lempake di Samarinda dan Koperasi Desa Putih Paser Belengkong di Kabupaten Paser.
Selain capaian tersebut, Heni juga menyampaikan bahwa enam daerah mengusulkan pembentukan koperasi tambahan. Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengusulkan lima koperasi baru, Berau empat, Samarinda dua, dan masing-masing satu dari Paser, Kutai Kartanegara (Kukar), serta Penajam Paser Utara (PPU).
Dalam pengembangannya ke depan, Pemprov Kaltim memprioritaskan penguatan kapasitas usaha koperasi, peningkatan partisipasi anggota, serta optimalisasi dampak ekonomi di tingkat desa dan kelurahan.
Kolaborasi lintas sektor menjadi syarat penting untuk keberlanjutan program ini.
"Kami sangat mengharapkan dukungan koperasi dan bersinergi dengan mitra pendukung, baik itu dari BUMN, BUMD, lembaga pembiayaan, maupun akademisi," tutur Heni.