Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat tidak melakukan pembakaran dalam bentuk apa pun.
“Kami minta semua pihak, terutama masyarakat di daerah rawan, untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran sekecil apa pun. Sekali api muncul, sangat sulit dikendalikan pada musim kering seperti ini,” katanya.
Selain potensi karhutla, Kukuh juga menyoroti krisis air minum dan peningkatan risiko gangguan pernapasan akibat akumulasi debu.
Anak-anak, lansia, dan kelompok rentan menjadi yang paling terdampak.
Baca Juga:BMKG: Pasang Laut 2,9 Meter Berpotensi Ganggu Aktivitas Pesisir Balikpapan
BMKG juga mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat pemantauan air bersih dan meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam menghadapi kemarau.
“Kondisi musim kemarau bukan untuk diremehkan, tapi justru harus direspons serius dengan langkah-langkah mitigasi konkret, baik oleh masyarakat maupun pemerintah,” kata Kukuh Ribudiyanto.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, BMKG berkomitmen memberikan informasi prakiraan cuaca secara berkala kepada pemerintah daerah dan instansi terkait, guna mendukung pengurangan risiko bencana selama musim kemarau berlangsung.