Sebaliknya, sektor nonmigas—khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)—didorong menjadi pilar baru pertumbuhan ekonomi.
Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud menegaskan bahwa selama ini kontribusi batu bara sangat besar, mencapai 60 persen dari produksi nasional dan menyumbang 71 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah.
Namun, ketergantungan terhadap komoditas tak terbarukan ini mulai dipertanyakan keberlanjutannya.
Hal itu disampaikan Rudy dalam sambutannya saat mendampingi Menteri Perdagangan Budi Santoso meresmikan Export Center Balikpapan, Jumat, 1 Agustus 2025, di Galeri UMKM Balikpapan.
Baca Juga:Tak Lagi Seremonial, DPRD Kaltim Dorong Penanganan Stunting Berbasis Data
“Kita harus bertransformasi menuju ekonomi hijau dan biru yang berkelanjutan,” ujar Rudy disadur dari ANTARA, Sabtu, 2 Agusus 2025.
Transformasi ini bukan hanya narasi semata.
Rudy menyebutkan sederet komoditas ekspor nonmigas yang dinilai memiliki daya saing tinggi di pasar internasional, mulai dari udang windu organik, kerang segar, kepiting, ikan laut, rumput laut, hingga kakao, sawit, dan karet.
Ia bahkan menyebutkan bahwa Balikpapan setiap harinya mampu mengirimkan 5–8 ton kerang segar ke Singapura, lewat distribusi via Jakarta.
Potensi ini, katanya, akan jauh lebih optimal bila jalur logistik bisa dipangkas.
Baca Juga:Tanggap Darurat Kekeringan, Pemprov Kaltim Salurkan 68,5 Ton Beras ke Mahulu
“Akses langsung akan mempercepat distribusi dan meningkatkan daya saing produk kita,” tegas Rudy.
Ia berharap Kementerian Perdagangan bisa memfasilitasi rute penerbangan langsung dari Balikpapan ke negara tujuan ekspor utama seperti Singapura dan Hong Kong.
Selain hasil perikanan, Kaltim juga memiliki kekuatan di sektor perkebunan dan keanekaragaman hayati.
Rudy menyoroti luas lahan sawit mencapai 3 juta hektare dan kawasan hutan seluas 12,5 juta hektare yang menjadi habitat bagi lebih dari 1.500 spesies flora dan fauna.
Komoditas seperti kakao dari Kutai Timur (Kutim) juga terus dikembangkan sebagai produk bernilai tambah.
Dengan berdirinya Export Center Balikpapan, Pemprov berharap pelaku UMKM tidak hanya mendapat pelatihan teknis dan pendampingan, tetapi juga dibantu menjangkau jejaring dagang global.