Ia menambahkan, pencarian populasi lain tetap menjadi agenda penting.
“Dalam tahun 2025, kita alokasikan kegiatan eksplorasi untuk mencari badak-badak Kalimantan di kantong baru, salah satunya di Tabang, Kutai Kartanegara. Tapi saat ini kita fokus pada Pahu dan Pari dulu,” ujarnya.
Dengan dukungan teknologi reproduksi berbantu dan kolaborasi lintas pihak, peluang lahirnya generasi baru badak Kalimantan terbuka kembali.
“Pelestarian badak adalah pekerjaan besar yang hanya bisa berhasil lewat kerja kolektif. Kita perlu optimis, karena tanpa aksi nyata, badak Kalimantan bisa benar-benar hilang dari bumi,” pungkas Ari.
Baca Juga:Dayang Donna Diduga Minta Dana Miliaran Rupiah untuk Perpanjangan IUP Rudy Ong