- Dari Pasar Sepaku hingga Jalan Baru, Sinergi IKN dan PPU Makin Nyata
- IKN Mantap Jadi Ibu Kota Politik 2028, Kompleks Legislatif dan Yudikatif Segera Dibangun
- Dukungan Petani dan Nelayan Jadi Energi Baru untuk IKN
SuaraKaltim.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU), menegaskan pentingnya setiap pembangunan perumahan mengacu pada rencana tata ruang.
Hal ini untuk memastikan agar aktivitas pembangunan tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat maupun lingkungan.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Bupati PPU, Abdul Waris Muin, saat dimintai keterangan mengenai pengembangan perumahan di wilayahnya, Minggu, 21 September 2025.
“Pemerintah kabupaten tidak menginginkan pembangunan berjalan tanpa arah,” ujar Abdul Waris, disadur dari ANTARA, Rabu, 24 September 2025.
Baca Juga:Aria Bima: Frasa Ibu Kota Politik di IKN Cerminkan Visi Prabowo
Ia menambahkan, arah pembangunan harus sejalan dengan tata ruang yang sudah ditetapkan.
“Semua harus sesuai tata ruang, karena dampaknya bisa lingkungan rusak, warga terdampak, dan kualitas hidup menurun,” tegasnya.
Abdul Waris menjelaskan, pertumbuhan penduduk di PPU membawa konsekuensi perlunya penyediaan hunian layak, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Namun, penyediaan tersebut tidak hanya menjadi tugas pemerintah, melainkan juga tanggung jawab pengembang dan pihak-pihak terkait lainnya.
Menurutnya, pembangunan perumahan bukan semata membangun rumah, melainkan juga menghadirkan lingkungan hunian yang aman, nyaman, serta berkelanjutan.
Baca Juga:DPR Soroti Perubahan Istilah di Perpres, IKN Disebut Ibu Kota Politik?
Kualitas bangunan dan fasilitas dinilai krusial, sehingga pengembang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga harus memperhatikan keamanan dan kenyamanan penghuni dalam jangka panjang.
“Pembangunan perumahan harus mengedepankan kualitas, serta keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.
Pemerintah kabupaten pun mendorong para pengembang untuk mengadopsi material ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang tepat, serta desain perumahan yang hemat energi.
Upaya itu, kata Abdul Waris, menjadi bagian penting dari komitmen pembangunan yang lebih berorientasi pada masa depan.