Melintasi Jembatan Mahakam hingga Tenggarong, 200 Kapal Wajib Dipandu

Khusus kapal yang turun di Jembatan Mahakam, misalnya, harus disesuaikan dengan kondisi pasang surut air sungai.

Denada S Putri
Rabu, 24 September 2025 | 17:30 WIB
Melintasi Jembatan Mahakam hingga Tenggarong, 200 Kapal Wajib Dipandu
Potret pengolongan kapal tongkang di bawah Jembatan Mahakam Samarinda. [kaltimtoday.co]
Baca 10 detik
  • Mahulu Gaet Akademisi Rumuskan Kebijakan Hijau Berkelanjutan
  • Mahulu Darurat Kekeringan, 100 Paket Gizi Disalurkan untuk Kelompok Rentan
  • Pusat dan Daerah Lempar Tanggung Jawab, Mahulu Terus Terpuruk

SuaraKaltim.id - Arus lalu lintas di Sungai Mahakam tergolong padat.

Setiap harinya, sekitar 200 kapal tongkang melintas di bawah sejumlah jembatan yang membentang di atas sungai terpanjang di Kalimantan Timur (Kaltim) tersebut.

Untuk memastikan keselamatan pelayaran, PT Pelindo Jasa Maritim rutin melakukan pemanduan kapal sesuai prosedur.

Senior Manager Wilayah 4 PT Pelindo Jasa Maritim, Al Abrar, menegaskan bahwa pengawalan kapal menggunakan kapal tunda (tugboat) maupun kapal tunda escort menjadi langkah wajib demi mencegah insiden di jalur sempit dan padat lalu lintas.

Baca Juga:Kemarau Picu Krisis Pangan, Mahulu Minta Gudang Bulog di Perbatasan

"Totalnya ada sekitar 200 pergerakan kapal setiap hari, baik kapal yang naik maupun turun," jelas Abrar, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu, 24 September 2025.

Ia menambahkan, kapal-kapal yang melewati Sungai Mahakam wajib dipandu karena jalur tersebut memiliki beberapa jembatan besar, antara lain Jembatan Mahulu, Mahakam, Mahkota, Martadipura, dan Tenggarong.

"Ada petugas pandu sebanyak 28 orang. Petugas pandu ini bekerja bergantian, mereka bertugas membawa kapal melintasi jembatan, lalu pindah ke kapal berikutnya," imbuhnya.

Menurutnya, pengaturan waktu juga turut diperhatikan.

Khusus kapal yang turun di Jembatan Mahakam, misalnya, harus disesuaikan dengan kondisi pasang surut air sungai.

Baca Juga:DAS Mahakam, Nadi Kehidupan dan Budaya Masyarakat Mahulu

Sedangkan untuk jembatan lain, pelayaran dapat dilakukan lebih fleksibel.

"Oleh karena itu, kami selalu siapkan unit kapal tunda, yaitu kapal tunda towing, kapal tunda asist, dan kapal tunda escort. Sekarang bahkan sudah ada empat unit yang standby 24 jam di lokasi," tuturnya.

Pelindo juga menekankan pengawasan ketat melalui sistem monitoring, termasuk CCTV di beberapa titik strategis.

"Jika ada potensi bahaya sekecil apapun, langsung kami tindak lanjuti. Misalnya, jika kapal terlalu rapat, kami peringatkan lewat radio agar menjaga jarak," pungkas Abrar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini