Kasus DBD di Kukar Tembus 2.800, Dinkes Pastikan Tanpa Korban Jiwa

Musim hujan menciptakan banyak genangan air, sementara populasi padat mempercepat rantai penularan.

Denada S Putri
Kamis, 02 Oktober 2025 | 19:22 WIB
Kasus DBD di Kukar Tembus 2.800, Dinkes Pastikan Tanpa Korban Jiwa
Kasus Demam Berdarah Dengue. (Pexels.com)
Baca 10 detik
  • Kasus DBD di Kukar melonjak hingga lebih dari 2.800 kasus per September 2025, naik dari sekitar 2.000 kasus tahun lalu, namun Dinkes memastikan tidak ada korban jiwa.

  • Deteksi dini jadi kunci penanganan, seluruh puskesmas diwajibkan memiliki rapid test DBD untuk mempercepat diagnosis dan perawatan pasien.

  • Pencegahan digencarkan melalui gerakan 3M Plus, sementara fogging hanya dilakukan dalam kondisi darurat; masyarakat diimbau menjaga kebersihan dan mencegah genangan air.

SuaraKaltim.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus mengalami lonjakan sepanjang 2025.

Hingga September, jumlahnya menembus lebih dari 2.800 kasus, jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sekitar 2.000 kasus.

Meski peningkatan signifikan terjadi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar memastikan situasi masih terkendali.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan, Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Kukar, Supriyadi, Kamis, 2 Oktober 2025.

Baca Juga:Desa-desa Penyangga IKN di Kukar Masuk Kawasan Prioritas Nasional

“Kasus memang meningkat, tapi tidak ada kematian. Artinya, deteksi dini dan layanan medis di lapangan berjalan dengan baik,” ujarnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com.

Ia menjelaskan, faktor cuaca dan kepadatan penduduk menjadi pemicu utama penyebaran penyakit ini.

Musim hujan menciptakan banyak genangan air, sementara populasi padat mempercepat rantai penularan.

Untuk mengantisipasi hal ini, Dinkes telah mewajibkan seluruh puskesmas di Kukar menyediakan rapid test DBD, agar diagnosis bisa dilakukan lebih cepat.

“Deteksi dini adalah kunci. Keterlambatan diagnosis sering menjadi penyebab kondisi pasien memburuk,” tegasnya.

Baca Juga:Pemkot Tunggu Kajian Epidemiologi untuk Tentukan KLB DBD di Bontang

Selain memperkuat layanan medis, pencegahan berbasis masyarakat juga digencarkan.

Saat ini tengah diproses penerbitan Instruksi Bupati tentang pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M Plus.

Sementara itu, fogging hanya dipakai pada kondisi darurat dan bukan strategi utama.

Supriyadi mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan aktif menjaga kebersihan lingkungan.

“Menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah genangan air adalah cara paling efektif untuk menekan angka kasus,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini