-
Petani Bukit Biru di Tenggarong mulai merasakan hasil modernisasi pertanian berkat pendampingan Bank Indonesia Kaltim, termasuk penggunaan drone untuk penyemprotan lahan dan pelatihan petani muda bersertifikat.
-
Penerapan sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) berhasil meningkatkan produktivitas padi hingga 74 persen, dari 3,6 ton menjadi 6,2 ton gabah kering giling per hektare.
-
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara berencana memperluas sistem LEISA karena dinilai mampu mendorong pertanian organik yang ramah lingkungan dan memperkuat ketahanan pangan daerah.
Dari Demplot ke Revolusi Hijau Lokal
Keberhasilan di Bukit Biru turut mendapat apresiasi dari Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri.
Ia menilai, sistem LEISA bukan sekadar inovasi teknis, tapi juga gerakan menuju pertanian organik yang ramah lingkungan.
“Melalui LEISA, selain dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk dan pestisida sintesis, hal yang tak kalah penting adalah menghasilkan produk pertanian lebih sehat, sehingga lingkungan tetap terjaga, bahkan lebih aman dikonsumsi,” kata Aulia.
Baca Juga:Dari Gula ke Gangguan Aliran Darah: Tren Baru Penyakit Vaskular di Usia Produktif
Pemerintah daerah berencana memperluas penerapan sistem ini di sejumlah kawasan pertanian lain di Kukar.
Pendampingan intensif dan keterlibatan petani muda akan menjadi kunci untuk memastikan transformasi pertanian berkelanjutan benar-benar terjadi.
Dengan dukungan teknologi dan kemitraan berbagai pihak, petani seperti Paimin kini bukan sekadar penjaga sawah, tetapi juga pionir perubahan menuju kemandirian pangan Kaltim.