SuaraKaltim.id - Alasan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor, enggan menandatangani penolakan UU Cipta Kerja yang dituntut mahasiswa dan buruh santer diperbincangkan.
Isran yang dikenal sebagai gubernur nyentrik, terang-terangan mengatakan dirinya bodoh dan tidak bisa membaca UU Cipta Kerja yang disahkan oleh DPR RI.
“Saya kan bodoh, saya tidak bisa baca. Saya tidak tahu nanti apa yang saya tandatangani itu, nanti salah,” katanya di Samarinda.
Dijelaskan dia, sebagai gubernur, dia hanya akan mengakomodir permintaan para demonstran. Meski demikian, dia menolak jika dipaksa tanda tangan seperti lima gubernur lainnya.
“Mana suratnya, jelaskan sini mana yang diprotes. Saya bersama pimpinan DPRD Kaltim akan bawa ke pusat, kami akomodir aspirasinya. Kalau disuru tanda tangan saya tidak mau, saya kan bodoh,” ujarnya.
Senin (12/10/2020) mahasiswa dan buruh di Kaltim menggelar unjuk rasa selama hampir 11 jam. Berkumpul sejak pukul 09.00 Wita di Islamic Centre, mereka berjalan kaki menuju gedung DPRD Kaltim sekira pukul 11/00 Wita.
Mereka bertahan di depan gedung hingga malam hari. Bahkan, mereka melakukan shalat berjamaah zuhur, ashar dan magrib di lokasi yang sama.
Setelah Isya sekira pukul 20.00 wita, polisi yang berulang kali mengingatkan agar demonstran membubarkan diri.
Demonstran tetap bertahan hingga polisi akhirnya menembakkan gas air mata. Tiga water canon juga dikerahkan. Mobil baja itu, hingga harus hilir mudik menyemprot mahasiswa agar menjauh dari gedung DPRD Kaltim.
Baca Juga: Lima Gubernur Surati Presiden, Gubernur Kaltim Belum Bergeming
Sebanyak 22 pengunjuk rasa diamankan. Mereka kemudian di bawa ke Polresta Samarinda beserta barang bukti. Rata-rata dari orang yang ditangkap bukan mahasiswa.
Dikonfirmasi, Wakil Ketua II DPRD Kaltim, Samsun, mengatakan pihaknya sudah berupaya keras memberi ruang pada demonstran.
Bahkan, anggota DPRD Kaltim memberi kesempatan pada perwakilan tiap lembaga di lapangan agar berdiskusi di dalam gedung DPRD.
Namun demonstran menolak. Mereka meminta gubernur dan wakil gubernur turun langsung ke hadapan ribuan pengunjuk rasa. Gubernur diminta menandatangani surat tuntutan pencabutan UU Omnibus Law.
“Kami sudah upayakan, bahkan Pak Wakil Gubernur mendatangi mereka. Menyatakan sama-sama menolak UU Cipta Kerja. Kalau tanda tangan, tidak bisa. Kami minta suratnya, akan kami bawa ke pusat,” jelasnya (13/10/2020).
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saya Harus Seperti Apa?
Pilihan
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
Terkini
-
Malaysia Lirik IKN: Komitmen Bersama Bangun Fondasi Asia Tenggara yang Tangguh
-
Dari Rp 300 Ribu Jadi Rp 9,5 Juta, Warga Balikpapan Keluhkan PBB Melonjak Drastis
-
Dari Kukar hingga Mahulu, Begini Sebaran Konsumsi Ikan Warga Kaltim
-
Kerja Sama Internasional, IKN Tarik Minat Anhui Tiongkok
-
Proyek Rp 206 Miliar, Jalan KubarMahulu Jadi Akses Penting Mobilitas Masyarakat